Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala badan anti-korupsi Rusia, Dmitry Zakharchenko, ditangkap dengan barang bukti berupa uang suap sebesar US$120 juta atau setara Rp1,6 triliun.
Pejabat dalam badan yang bernaung di bawah Kementerian Dalam Negeri Rusia itu dibekuk secara formal pada Sabtu (11/9) lalu atas tuduhan menerima suap dalam jumlah besar.
Penangkapan ini dilakukan setelah kepolisian menemukan cek senilai lebih dari US$120 juta dalam penggerebekan di apartemen Zakharchenko di Moskow.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah keseluruhannya belum diketahui. [Polisi] melakukan penyitaan terhadap uang di rumah. Belum diketahui berapa banyak aset lagi yang ia miliki, tapi kami akan terus melakukan penyelidikan," ujar seorang sumber kepada
The Telegraph, Selasa (13/9).
Juru bicara pemerintahan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin sudah mengetahui penangkapan ini. Putin pun mendesak aparat untuk terus memberantas korupsi di kalangan pemerintahan.
"Perlawanan terhadap korupsi merupakan proses yang memiliki banyak sisi yang sangat bergelombang dan kompleks," ucap Peskov.
Selama ini, Presiden Rusia dikritik karena dianggap menutup mata terhadap menjamurnya korupsi dalam pemerintahannya, terutama setelah terkuaknya fakta mengenai kekayaan para sekutu politik Putin.
Ini bukan kali pertama kepolisian Rusia menangkap pejabat tinggi di negaranya atas tuduhan korupsi. Sebelumnya, seorang pejabat penting dalam Komite Investigasi Rusia ditahan pada Juli lalu atas tuduhan menerima suap besar dari oknum masyarakat sipil untuk membatalkan kasusnya.
(ama)