Jakarta, CNN Indonesia -- Hubungan China dengan Filipina memasuki babak baru, dan Beijing mengharapkan pemerintah Manila mampu menangani masalah antarnegara dengan baik, kata diplomat China kepada utusan Filipina yang tengah berkunjung.
Sebelumnya, diketahui kalau China dan Filipina terlibat sengketa memperebutkan wilayah perairan di Laut China Selatan.
Pemerintah China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, yang dilalui kapal dagang senilai lima triliun dolar Amerika Serikat per tahunnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam turut mengklaim kepemilikan atas perairan tersebut.
Pengadilan arbitrase di Denhaag membatalkan klaim China atas Laut China Selatan, dalam perkara yang didaftarkan Filipina pada Juli.
Akan tetapi, pemerintah China menolak mengakui keputusan sidang tersebut.
Saat ini, baik China dan Filipina sedang berusaha meredakan ketegangan.
Perdana Menteri China Li Keqiang melakukan pembicaraan dengan ke Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dengan harapan hubungan baik kedua negara bisa dipulihkan.
Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin pun berbicara kepada utusan Filipina bahwa hubungan antarnegara "telah terpuruk ke tingkat terendah, akibat alasan yang diketahui tiap orang", seperti yang dikutip dari pihak Kementerian Luar Negeri China oleh
Reuters pada Selasa (13/9).
"Pada saat ini, hubungan China dengan Filipina memasuki babak baru," katanya mengutip pernyataan Liu.
"China berharap Filipina dapat mengatasi isu sengketa Laut China Selatan dengan tepat, dan mendorong agar relasi antarnegara kembali mengedepankan jalur dialog, konsultasi, serta kerja sama yang bersahabat", lanjutnya.
Pada bulan lalu, mantan Presiden Filipina Fidel Ramos sebagai utusan khusus dalam kunjungan ke China, telah mengatakan bahwa pihaknya menginginkan perundingan formal dengan China, untuk membahas langkah menuju perdamaian dan kerja sama.