China Bebaskan Warga Kanada setelah Kunjungan Trudeau

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 16 Sep 2016 12:11 WIB
Warga Kanada yang sudah ditahan selama dua tahun di China atas tuduhan mata-mata akhirnya dibebaskan dalam upaya yang dianggap sebagai keberhasilan Trudeau.
Trudeau mengangkat kasus Garrat dalam kunjungan kerja ke China pada bulan ini. (Reuters/Chris Wattie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kevin Garrat, warga Kanada yang sudah ditahan selama dua tahun di China atas tuduhan mata-mata, akhirnya dibebaskan dan tiba di kampung halamannya.

"Pada Kamis, 15 September, Kevin dideportasi dari China dan kembali ke Kanada untuk berkumpul bersama keluarga dan temannya," ujar seorang perwakilan keluarga Garrat, seperti dikutip Reuters.

Pembebasan ini dianggap sebagai kemenangan diplomatik bagi Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trudeau mengangkat kasus Garrat dalam kunjungan kerja ke China pada bulan ini. Saat itu, secara terbuka ia membahas penguatan kerja sama ekonomi dan hak asasi manusia, satu isu yang dianggap sensitif di Beijing.
"Kami mengangkat isu itu ke tingkat tinggi ketika kami di sana. Hanya ada indikasi hubungan yang dewasa dan sehat sehingga kami dapat melakukan itu," ujar seorang pejabat Kanada yang enggan diungkap identitasnya.

Ia menjelaskan bahwa Garrat dan istrinya, Julia, ditahan di dekat perbatasan China dengan Korea Utara pada Agustus 2014 lalu atas tuduhan menjadi mata-mata dan mencuri rahasia negara.

Julia sudah dibebaskan dengan jaminan sebelumnya. Setelah kunjungan Trudeau, Garrat diadili secara formal pada pekan ini dan dibebaskan dengan jaminan. Setelah itu, ia diterbangkan ke Vancouver.

Kabar pembebasan Garrat mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, tak ada tanda-tanda keberhasilan ketika Trudeau terbang ke China.

Tujuan utama Trudeau ke China sebenarnya adalah untuk memperkuat hubungan ekonomi. China menginginkan kesepakatan perdagangan bebas dengan Kanada.

Namun, jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa warga Kanada tak menyambut baik keinginan China, terutama karena rekam jejak Beijing dalam masalah HAM.
Pejabat Kanada ini pun enggan memberikan informasi ihwal kemungkinan apa yang diterima China sebagai timbal balik pembebasan Garrat.

Sementara itu Perdana Menteri China, Le Keqiang, dijadwalkan berkunjung ke Kanada pada 21-24 September.

Seorang profesor dari Universitas Brock dan mantan diplomat Kanada di China, Charles Burton, mengatakan bahwa Beijing kemungkinan akan meminta timbal balik dengan memulangkan pejabat mereka yang kabur ke Kanada karena tuduhan kasus korupsi.

Belakangan ini, China memang sedang gencar memburu para pejabat korupsi yang kabur ke luar negeri. Kebanyakan dari mereka kabur ke Amerika Serikat, Kanada, atau Australia.

Namun, China tak memiliki perjanjian ekstradisi dengan ketiga negara tersebut. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER