Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah negara bagian Texas mengirimkan peringatan untuk keluar dari program Permukiman Kembali Pengungsi Amerika Serikat, dengan menekankan kekhawatiran atas situasi keamanan. Langkah ini dilakukan menyusul penolakan pemerintah federal AS atas tuntutan hukum yang diajukan Texas, yang bertujuan untuk melarang pengungsi Suriah memasuki negara bagian itu.
Kordinator Pengungsi Negara Bagian Texas mengirimkan surat pengunduran diri dari program penerimaan pengungsi pada Rabu (21/9), memberikan waktu 120 hari bagi pemerintah federal untuk mengetahuinya.
Gubernur Texas Greg Abbott memaparkan bahwa dalam surat itu pemerintah Texas mengklaim bahwa program Permukiman Kembali Pengungsi AS berisiko merusak situasi keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski Negara Bagian Texas telah berulang kali meluncurkan keberatan, pemerintah federal tak juga memiliki kemampuan atau keinginan untuk membedakan mana yang berbahaya mana yang tidak, dan Texas tidak ingin disangkut pautkan dengan kelalaian negara dalam hal ini, yang membahayakan warga Amerika," bunyi pernyataan yang dirilis Abbott pada Rabu, dikutip dari
Reuters.
Texas merupakan negara bagian AS yang mengedepankan kebijakan konservatif dan menentang kebijakan pemerintahan Obama terkait program pemukiman kembali pengungsi. Namun, tuntutan hukum yang diajukan oleh pemerintah Texas terhadap pemerintah federal AS terkait program penerimaan pengungsi itu dimentahkan oleh pengadilan pada pertengahan Juni lalu.
Kementerian Kehakiman AS menegaskan bahwa tuntutan hukum yang diajukan oleh pemerintah negara bagian tidak akan memengaruhi sejumlah kebijakan imigrasi. Pemerintah negara bagian juga tidak berhak menghentikan rencana yang sudah disetujui di tingkat nasional.
Terkait surat peringatan dari Texas, sejumlah pejabat AS menyatakan bahwa pengungsi yang akan diterima di AS akan diperiksa secara mendalam sebelum diperbolehkan memasuki wilayah AS. Namun, pejabat dari Kantor Permukiman Kembali Pengungsi AS belum berkomentar terkait hal ini.
Salah satu lembaga permukiman pengungsi, The Lutheran Immigration and Refugee Service, juga mengungkapkan penentangan terhadap aksi yang dilakukan pemerintah negara bagian Texas.
"Keputusan untuk menarik diri dari program penerimaan kembali pengungsi setelah hampir 40 tahun merupakan langkah yang tak bertanggung jawab dan tidak sejalan dengan catatan sejarah negara bagian itu untuk menerima pengungsi," bunyi pernyataan dari lembaga itu.
Sejak 1 Januari 2011, terdapat sekitar 1.104 pengungsi Suriah yang bermukim kembali di Texas, menurut data dari Pusat Pendataan Pengungsi Kementerian Dalam Negeri AS.
Jumlah ini lebih sedikit ketimbang California yang menampung 1.610 imigran dan Michigan yang menampung 1.515 imigran.
Akhir Agustus lalu, pemerintahan Obama mengumumkan bahwa target mereka untuk menampung 10 ribu pengungsi Suriah di seluruh penjuru AS sepanjang tahun fiskal ini akan terlaksana, dan bahkan lebih cepat dari jadwal sebelumnya.
Pemerintahan Obama juga tengah melobi Kongres untuk meningkatkan target penerimaan pengungsi pada tahun fiskal 2017 hingga beberapa ribu imigran.
Program penerimaan pengungsi telah menjadi topik perdebatan yang sengit di AS, utamanya menjelang pemilu presiden yang akan digelar pada 8 November mendatang.
Sejak perang saudara meletus di Suriah pada 2011 lalu yang berakibat pada membanjirnya pengungsi ke negara-negara Barat, AS merupakan negara yang paling sedikit menerima pengungsi, dibanding negara-negara sekutunya di Barat.
Sementara Jerman, negara Eropa yang terkenal paling ramah terhadap pengungsi dan menerapkan kebijakan pintu-terbuka, menampung sekitar 1 juta pengungsi dari Suriah, Afrika Utara, dan Asia sejak tahun lalu.
(ama/stu)