Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar negeri Korea Selatan mengesampingkan kemungkinan untuk memberikan bantuan kepada korban banjir di negara tetangga, Korea Utara, meski bencana tersebut telah menewaskan lebih dari 100 orang.
"Korea Utara terus meluncurkan uji coba nuklir kelima pada bulan September, bahkan ketika banjir yang berlangsung," kata Sun Nahm-kook, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel, Kamis (22/9), kepada kantor berita Korsel, Yonhap, dikutip dari Channel NewsAsia.
"Biaya uji coba nuklir dan rudal (Korea Utara) yang diperkirakan mencapai US$200 juta, dan ini melebihi biaya kerusakan dari banjir. Ini harus dipertimbangkan ketika berdiskusi soal memberikan bantuan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sun menambahkan bahwa rezim Korut sendiri mengabaikan kehidupan rakyatnya demi mengejar ambisi mengembangkan program nuklir dan rudal. Hal itu, menurut Sun, "tak termaafkan.
Korea Utara dilanda banjir terburuk pada musim panas ini, menewaskan sekitar 138 warga Korut dan menyebabkan 400 lainnya hilang, menurut perkiraan PBB.
Sekitar 20 ribu rumah hancur akibat terjangan banjir, membuat sekitar 70 ribu warga Korut kehilangan tempat tinggal, menurut perkirakan Federasi Palang Merah (IFRC).
Palang Merah memperingatkan banjir yang melanda Korut dapat memburuk bencana kelaparan di negara pimpinan Kim Jong Un itu. Merujuk pada data Perserikatan Bangsa-Bangsa, 140 ribu orang membutuhkan bantuan.
Palang Merah tengah berusaha mengumpulkan dana US15,5 juta atau setara Rp203,9 triliun untuk membantu sejumlah wilayah di Korea Utara yang porak poranda akibat banjir. Dana tersebut akan digunakan untuk menyalurkan bantuan krusial, termasuk tenda, obat-obatan, dan batu bara bagi 7.000 keluarga di Korut.
Merujuk pada data Perserikatan Bangsa-Bangsa, 140 ribu orang membutuhkan bantuan. Dengan prakiraan suhu udara akan mencapai minus 30 derajat Celsius, kehidupan para warga Korut pun diperkirakan akan semakin memprihatinkan.
Korut memang sangat rentan bencana alam, terutama banjir, karena penghijauan dan penataan infrastruktur yang buruk. Setidaknya 169 orang tewas dalam badai besar saat musim panas 2012.
(stu)