Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara seakan tidak takut ancaman sanksi dan embargo dan menantang Barat dengan tetap akan membuat senjata nuklir. Hal ini tegas disampaikan Korut di mimbar PBB, di depan para pemimpin negara.
Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho yang mewakili Kim Jong Un berpidato di Sidang Umum PBB, Jumat (23/9), mengatakan bahwa senjata nuklir milik mereka adalah "hak yang sah dalam pertahanan diri" melawan "ancaman nuklir Amerika Serikat."
"Bersenjata nuklir adalah kebijakan negara kami. Selama ada negara pemilik senjata nuklir yang bermusuhan dengan DPRK, maka keamanan dan perdamaian nasional di semenanjung Korea hanya bisa dipertahankan dengan kekuatan nuklir," kata Ri, menyebut nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan melanjutkan langkah ini demi memperkuat angkatan bersenjata nuklir nasional dalam hal kuantitas dan kualitas."
Ri mengatakan semenanjung Korea adalah titik paling berbahaya di dunia yang bisa jadi tempat pecahnya perang nuklir dan menurut dia ini adalah salah AS.
Dia juga menuding AS dan Korsel melakukan "perang nuklir" yang bertujuan melucuti kepemimpinan Kim Jong Un di Pyongyang.
Korut menjadi sasaran sanksi dan embargo akibat uji nuklir dan rudal balistik yang mereka lakukan. Menurut Ri, dengan menjatuhkan sanksi tersebut PBB telah memainkan perang sebagai beking AS.
(den)