Jakarta, CNN Indonesia -- Debat perdana calon presiden Amerika Serikat, Hillary Clinton dan Donald Trump, berlangsung sengit tanpa jeda selama 90 menit. Kedua kandidat meluncurkan aksi saling tuding dan mengkritik program kampanye satu sama lain, memicu pengecekan fakta atas ujaran keduanya.
Menurut laporan
CNN, debat yang berlangsung pada Senin (29/6) di New York itu menjadi saksi sejumlah ujaran Trump yang bertentangan dengan sikapnya di masa lalu. Sementara, Clinton juga salah menafsirkan analisis pakar soal kebijakannya terkait penciptaan lapangan pekerjaan.
Soal Perubahan Iklim
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Clinton mengklaim bahwa Trump "menilai perubahan iklim merupakan
hoax yang diluncurkan oleh China." Tudingan ini segera dibantah oleh Trump.
Sebelumnya, Trump pernah berkicau dalam akun Twitter pada 6 November 2016 bahwa "Konsep pemanasan global diciptakan dan sengaja dibuat oleh China untuk membuat sektor industri AS tidak kompetitif."
September tahun lalu, ketika Trump tengah berupaya mencalonkan diri sebagi kandidat capres, taipan
real estate itu menyatakan kepada
CNN bahwa dia mendukung terciptanya air dan udara bersih, tetapi "saya bukan orang yang percaya perubahan iklim."
"Udara terus berubah. Akan ada badai, hujan, dan ada juga hari yang indah. Saya tidak percaya hal itu berkaitan dengan perusahaan di negara kita. Dan juga, lihat, China tak berbuat apa-apa," ujar Trump.
Meski Trump meragukan perubahan iklim, perusahaan Trump nampaknya tengah mempersiapkan diri atas fenomena itu. Menurut laporan Politico, Trump International Golf Links tengah berupaya membangun dinding laut di lapangan golf di Irlandia untuk melindunginya dari "pemanasan global dan efeknya."
Soal Penciptaan Lapangan PekerjaanClinton mengklaim bahwa program ekonomi yang ia usung akan menciptakan 10 juta pekerjaan baru. Sementara program Trump akan membuat AS kehilangan 3,5 juta pekerjaan.
"Publik menilai kedua program kami, dan saya bisa simpulkan bahwa program saya akan menciptakan 10 juta pekerjaan sementara [program] dia [Trump] akan membuat 3,5 juta pekerjaan hilang," kata Clinton dalam debat.
Clinton mengutip Mark Zandi, pakar dari Moody Analytic yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan menambah 10 juta pekerjaan di bawah program Clinton, namun akan menghilangkan 3,4 juta pekerjaan di bawah program Trump.
Pernyataan Clinton tersebut melenceng. Pasalnya, Zandi menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan menambah 7,2 juta pekerjaan, tanpa program Clinton. Ini berarti bahwa menurut perkiraan Zandi, program Clinton hanya akan meningkatkan pertumbuhan pekerjaan sekitar 3 juta pekerjaan.
Soal AS Kehilangan Pekerjaan"Lapangan pekerjaan kita berpindah ke Meksiko," ujar Trump dalam debat ketika ia mengkritik Perjanjian Perdagaan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Pernyataan Trump memang betul. Sejumlah perusahaan manufaktur menutup operasinya di AS dan berpindah ke Meksiko. Carrier, misalnya, pada awal tahun ini menyatakan akan memindahkan 1.4000 pekerjaan dari pabriknya di Indianapolis ke Meksiko.
Namun, Trump salah saat ia menyebut Ford memindahkan produksi mobil kecilnya ke Meksiko. Pihak Ford menekankan bahwa tidak ada pekerjaan di pabrik Ford yang dipindahkan dari Michigan ke Meksiko.
Hingga kini jumlah pekerjaan yang dipindahkan dari AS ke Meksiko masih diperdebatkan. Namun, sejak tahun 2000, AS kehilangan 5 juta pekerjaan di bidang manufaktur.
Soal Kebijakan Stop and FriskTrump menyebut bahwa kebijakan "
stop and frisk" yang diterapkan di New York merupakan kebijakan yang hebat. Padahal, kebijakan itu sudah ditetapkan tidak sesuai dengan konstitusi karena kerap menargetkan warga kulit hitam.
Metode pemeriksaan
stop and frisk diberlakukan di New York, di mana polisi dapat menghalau pejalan kaki dan menanyakan legalitas senjata warga tersebut jika mereka memilikinya. Kebijakan ini kemudian dianggap hanya untuk menargetkan warga kulit hitam dan melanggar konstutusi pada 12 Agustus 2013 lalu.
Wali kota New York saat itu, Mike Bloomberg, mengajukan banding atas tuntutan itu hanya beberapa bulan sebelum dia lengser dari kepemimpinan. Pengganti Bloomberg, Bill de Blasio, menghentikan upaya banding itu pada Januari 2014.
Soal Akta Kelahiran ObamaDalam sejumlah kampanyenya beberapa bulan lalu, Trump menuding bahwa Obama tidak mau mempublikasikan akta kelahirannya karena ia tidak lahir di AS. Dalam debat, Trump menegaskan bahwa isu soal keraguan apakah Obama lahir di AS pertama kali diserukan oleh pendukung Clinton dalam kampanye ketika ia pertama mencalonkan diri sebagai presiden pada 2008. Trump menyebut bahwa teman Clinton, Sidney Blumenthal, mengakui hal ini kepada
CNN.
Blumenthal membantah tudingan itu. "Ini salah. Titik. Donald Trump tak bisa membelokkan fakta bahwa dia yang menyerukan keraguan soal kelahiran [Obama]," ujarnya.
(ama/stu)