Jakarta, CNN Indonesia -- Tokoh agama Turki Fethullah Gulen mengatakan bahwa Presiden Turki Tayyip Erdogan berada di balik percobaan kudeta yang gagal pada Juli lalu.
Dalam wawancara dengan media Jerman
Die Zeit, Gulen mengatakan bahwa upaya kudeta militer itu mengkhianati prinsip pemerintah Turki dan gerakan globalnya yang disebut “Hizmet”. Ia justru merujuk komentar Erdogan pada 15 Juli bahwa upaya kudeta tersebut merupakan “hadiah dari Tuhan” karena bisa membuatnya membersihkan militer.
Pemerintah Turki selalu menuding Gulen yang kini tinggal di pengasingan di Pennsylvania sebagai dalang upaya kudeta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanya apakah ia bermaksud menuding Erdogan berada di balik percobaan kudeta, Gulen mengatakan, “Hingga sekarang saya hanya menganggap itu sebagai kemungkinan. Kini saya kira itu pasti.”
Gulen mengatakan seorang pejabat Turki baru-baru ini mengatakan bahwa kepala staf militer dan kepala intelijen bertemu di markas besar militer di malam kudeta.
“Mereka sudah tahu apa yang akan terjadi kemudian,” kata Gulen.
Upaya kudeta gagal setelah Erdogan menyerukan rakyat Turki turun ke jalan untuk menghentikan kudeta, dibantu oleh polisi. Hanya sebagian kecil personel militer yang terlibat juga membuat percobaan kudeta itu mudah digagalkan.
Meski begitu, Erdogan berulang kali menyebut insiden itu sebagai kegagalan intelijen, karena ia baru mengetahui informasinya dari saudara iparnya.
Gulen mengatakan upaya kudeta itu membuat Erdogan bisa memecat ribuan orang yang diduga sebagai penentangnya di lembaga militer, kepolisian, dan peradilan, sekaligus menahan pengacara, pengusaha, wartawan, hingga istri dari pendukung Gulen. Ini, menurutnya, pasti sudah direncanakan sebelumnya.
Pasca-kudeta, sekitar 100 ribu anggota kepolisian, pegawai negeri sipil, militer dan peradilan dipecat atau ditangguhkan. Sebanyak 40 ribu lainnya ditahan.
Pejabat Turki mengatakan badan intelijen telah melacak pengikut Gulen sebelum percobaan kudeta, sehingga sudah bisa mengidentifikasi banyak orang yang terlibat setelahnya.
[Gambas:Video CNN]Gulen mengatakan ia hanya bertemu Erdogan beberapa kali sebelum Erdogan menjadi perdana menteri pada 2003.
“Baik teman saya atau saya tidak dekat dengan Erdgan, meski itu yang disebut-sebut,” katanya kepada Die Zeit.
Gerakan Hizmet pernah mendukung Erdogan karena ketika Erdogan mendirikan Partai AK, ia menjanjikan demokrasi dan penegakan hak asasi manusia. Namun, kata Gulen, Erdogan melanggar janjinya pada pemilu 2011.
Turki, di lain pihak, ingin Amerika Serikat mengekstradisi Gulen dan mendakwanya atas dakwaan mendalangi percobaan untuk mengambil alih pemerintahan. Gulen menolak keterlibatan apa pun.
Gulen juga mengatakan ia tidak berpikir AS akan mengekstradisinya ke Turli namun jika itu terjadi, ia akan membeli tiket sendiri dan terbang ke sana.
(stu)