Jakarta, CNN Indonesia -- Pernyataan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang membandingkan dirinya dengan Adolf Hitler berbuntut panjang. Kalangan Yahudi melontarkan kritik tajam terhadap Duterte. Sementara di Israel, muncul desakan agar Duterte mengklarifikasi pernyataanya.
Kementerian Luar Negeri Israel sangat menyayangkan pernyataan Duterte. “Kami yakin Presiden Filipina akan mengklarifikasi ucapannya,” tutur juru bicara kementerian itu, Emmanuel Nahshon, Sabtu (1/10), seperti dikutip Haaretz.
Sehari sebelumnya Presiden Kongres Yahudi Sedunia, Ronald Lauder, mengutuk pidato Duterte. “Pernyataan itu memuakkan, Presiden Duterte mesti menariknya dan meminta maaf,” ujarnya saat menghadiri pemakaman mantan Perdana Menteri Israel Shimon Peres, jumat (30/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyalahgunaan narkotika, kata Lauder, adalah masalah serius. Tapi pernyataan Duterte tak hanya tak berperikemanusiaan, tapi juga memperlihatkan sang Presiden tak menghargai hidup manusia.
Pihak Amerika Serikat juga mempersoalkan pernyataan Duterte itu. Mereka mengatakan pernyataan itu adalah persoalan besar.
“Hubungan Filipina-Amerika Serikat didasarkan pada keyakinan pada hak asasi dan martabat manusia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Mark Toner, seperti dilansir CNN. “Pernyataan Presiden Duterte sangat jauh dari tradisi itu.”
Sementara itu, juru bicara Presiden Duterte, Ernesto Abella, mengatakan pernyataan Presiden Duterte tidak dimaksudkan untuk mengabaikan tewasnya sekitar 6 juta orang Yahudi dalam Holocaust.
“Referensi Presiden pada pembunuhan itu adalah sebagai jawaban atas kecenderungan dirinya dianggap sebagai pembunuh massal,” kata Abella.
Kalau Holocaust ditujukan untuk mengakhiri masa depan orang Yahudi, kata Abella, maka perang terhadap pecandu narkoba, yang dilancarkan Presiden, adalah upaya untuk menyelamatkan generasi masa depan Filipina.
Saat berpidato di kampung halamannya di Davao City, Duterte mengatakan, “Hitler membunuh 3 juta orang Yahudi, sekarang ada 3 juta, tiga juta pecandu narkoba (di Filipina).”
“Saya dengan senang hati menghabisi mereka. Setidaknya, jika Jerman punya Hitler, Filipina memiliki (saya). Kalian tahu korban saya, mereka semua penjahat, untuk mengakhiri masalah negara saya dan menyelamatkan generasi berikutnya dari kehancuran,” kata Duterte.
(ded/ded)