Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina mengatakan tidak akan mengadakan lagi latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat. Pernyataan diprediksi akan menambah buruk hubungan antara Filipina-AS sejak Duterte memimpin Juni lalu.
Seperti diberitakan AFP, pernyataan ini disampaikan Duterte dalam pidatonya saat berkunjung ke Hanoi, Vietnam, Rabu (28/9). Dia mengatakan, latihan gabungan antara Filipina dan AS pada bulan depan akan menjadi yang terakhir kali digelar.
"Saya sampaikan kepada kalian, bahwa itu akan menjadi latihan militer terakhir, gabungan antara Filipina-AS, terakhir kalinya," kata Duterte di hadapan ratusan warga Filipina di Vietnam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Latihan gabungan Pendaratan Amfibi dengan sandi Phiblex akan digelar pada 4-12 Oktober mendatang di Filipina yang merupakan kelanjutan dari latihan tahunan Balikatan pada April lalu yang melibatkan 8.000 personel dari kedua negara.
Komentar Duterte kali ini menambah panjang daftar perseteruan antara Filipina dan AS di bawah kepemimpinannya. Sebelumnya Duterte juga mengatakan akan memulangkan seluruh tentara AS di selatan negara itu.
Pemimpin berusia 71 tahun ini juga sempat menyebut Presiden AS Barack Obama dengan nama "anak pelacur". Perkataan ini membuat Obama membatalkan pertemuan bilateral dengan Duterte di sela KTT Asia Timur September lalu di Laos.
Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay menjelaskan bahwa pernyataan Duterte di Vietnam banyak disalahartikan. Menurut Yasay, Duterte tidak akan menghentikan kerja sama militer dengan AS, hanya patroli gabungan saja.
"Kesepakatan kami akan tetap dihormati dan itulah yang dimaksud oleh Presiden," kata Yasay.
Yasay mengatakan bahwa Filipina tidak akan membatalkan Perjanjian Pertahanan Bersama dengan AS tahun 1951. Menurut Yasay, AS tetap merupakan sekutu terdekat Filipina.
"Dia [Duterte] mengatakan akan menghormatinya," lanjut Yasay.
Duterte menuai kecaman setelah kebijakannya dalam mengatasi narkotika telah menewaskan 3.700 orang yang diduga bandar dan pengguna narkoba. Namun Duterte menegaskan bahwa dirinya tidak akan bisa didikte oleh kepala negara lain, PBB atau lembaga HAM.
"Saat ini saya adalah pesakitan favorit dari lembaga HAM di seluruh dunia," kata Duterte di Vietnam.
Duterte rencananya akan bertemu dengan para pemimpin politik Vietnam untuk membahas kebebasan maritim serta meningkatkan hubungan pertahanan dan ekonomi. Baik Filipina dan Vietnam terlibat sengketa kawasan dengan China di Laut China Selatan.
(den)