Pertanyakan Tuhan, Duterte Ingin Berlakukan Hukuman Mati

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 28 Sep 2016 17:12 WIB
Rodrigo Duterte berencana memberlakukan kembali hukuman mati di Filipina untuk memastikan pelaku kriminal mendapat hukuman jika Tuhan sebenarnya tidak ada.
Duterte menekankan bahwa dia sebenarnya percaya Tuhan, tapi mempertanyakan keberadaannya dalam keadaan genting. (Reuters/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, berencana memberlakukan kembali hukuman mati di negaranya untuk memastikan para pelaku kriminal keji mendapatkan hukuman setimpal jika Tuhan sebenarnya tidak ada di dunia ini.

Dalam pidatonya di Malacanang pada Senin (26/9), Duterte mengemukakan argumentasinya. Selama ini, katanya, pendeta dan kelompok hak asasi manusia mengklaim bahwa hukuman mati tidak dapat mencegah terjadinya satu kejahatan.

Namun menurutnya, masalahnya adalah presiden yang menjabat sebelumnya tidak memiliki keinginan politik untuk menggunakan hukuman mati untuk memberikan efek takut di dalam diri para pelaku kriminal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua presiden tidak memberlakukan [hukuman mati] hanya karena Gereja Katolik dan semua orang yang hatinya berdarah mengatakan hanya Tuhan yang dapat membuat orang mati. Namun, bagaimana jika tidak ada Tuhan?" ujar Duterte seperti dikutip Inquirer.

Duterte kemudian menjabarkan sejumlah contoh momen ketika ia merasakan kemungkinan absennya Tuhan dalam kehidupan.

"Ketika seorang bayi berusia 1 tahun, atau bayi 18 bulan diambil dari tangan ibunya dan dibawa menggunakan jeep kemudian diperkosa dan dibunuh, di mana Tuhan? Tuhanku, di mana Kamu?" tanya Duterte.

Mantan Wali Kota Davao ini kemudian langsung mengklarifikasi bahwa dia sebenarnya mempercayai adanya Tuhan. Namun, ia hanya mempertanyakan keberadaan Tuhan ketika dalam situasi genting.

"Saya percaya Tuhan, tapi itu pertanyaan besar saya. Ke mana Dia ketika kami membutuhkan-Mu? Tidak cukup mengatakan di akhir dunia, Dia akan menghakimi orang yang hidup dan mati. Apa tujuan dari semua sakit hati dan penderitaan yang sudah terjadi sebelumnya di dunia ini?" katanya.

Sebagian besar masyarakat Filipina meyakini iman Kristen Katolik, dan sejumlah kecil lainnya lebih memilih menjadi atheis atau agnostik.

"Saya ingatkan kalian, tidak hanya satu atau dua atau tiga, saat ini ada banyak yang mempertanyakan [Tuhan]," ucap Duterte.

Duterte sendiri dibesarkan di bawah didikan pendeta, mulai dari sekolah dasar hingga menempuh pendidikan tinggi hukum.

Namun dalam perjalanan hidupnya, ia menemukan begitu banyak ketidakadilan terhadpa korban kejahatan yang membuatnya memepertanyakan keberadaan dan kegunaan Tuhan. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER