Jakarta, CNN Indonesia -- Jika terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengancam akan memenjarakan Hillary Clinton terkait kasus email pribadinya yang terkuak ke publik.
"Jika saya menang, saya akan memerintahkan jaksa agung untuk menyelidiki kasus itu," ujar Trump dalam debat presiden kedua dengan Clinton, di St. Louis, Missouri, Minggu malam (9/10).
Trump menyinggung soal penggunakan alamat email pribadi oleh Clinton saat dia menjabat menteri luar negeri. Tindakannya ini dianggap di luar protokol dan mengancam keamanan AS jika percakapan dalam email itu adalah hal yang sensitif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur FBI James Comey menuding Clinton telah bertindak ceroboh, namun dia tidak merekomendasikan adanya gugatan kriminal. Kejaksaan Agung AS mengikuti anjuran Comey dan menyatakan Clinton tidak melakukan kesalahan apa pun dalam peristiwa itu.
Trump menuding Clinton telah membuang lebih dari 30 ribu surat dalam emailnya tersebut agar tidak ikut diselidiki. Calon Presiden dari Partai Republik ini mengatakan ada sesuatu yang mencurigakan dari tindakan tersebut sehingga harus diselidiki.
Clinton mengaku bersalah telah membuang 30 ribu email, namun dia mengatakan lebih dari 35 ribu email telah diserahkan ke aparat untuk diselidiki.
"Itu adalah kesalahan dan saya bertanggung jawab karena telah menggunakan akun email pribadi. Saya tidak akan mencari alasan," tegas Clinton.
Clinton melanjutkan bahwa Trump terlalu emosional dalam menanggapi kasusnya. Menurut Clinton dalam debat yang diadakan oleh CNN itu, Trump tidak layak menjadi presiden.
"Untung seseorang dengan temperamen seperti Donald Trump tidak memimpin hukum di negeri ini," kata Clinton.
"Karena kau akan ada di penjara," ujar Trump menimpali.
(den)