Jakarta, CNN Indonesia -- Ibu negara Amerika Serikat Michelle Obama marah besar saat mengomentari perkataan cabul Donald Trump soal wanita. Dengan nada suara tinggi dan bergetar, dia mengatakan bahwa Trump berlaku tidak seperti "manusia beradab".
Ungkapan kemarahan ini disampaikan Michelle dalam sebuah kampanye calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton di New Hampshire, Kamis (13/10). Michelle terlihat emosi, matanya berkaca-kaca, saat menanggapi rekaman audio Trump yang berbicara kotor dan melecehkan perempuan.
"[Perkataan itu] telah membuat nurani saya bergetar dengan cara yang tidak saya prediksi," kata Michelle.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump sebelumnya mengatakan bahwa pembicaraan pada tahun 2005 itu hanyalah senda gurau di ruang ganti dan tidak ada mencerminkan sikapnya terhadap wanita. Namun Michelle mementahkannya dan mengatakan bahwa Trump harus segera menghentikan kegilaannya itu.
"Itu bukan candaan di ruang ganti. Dia adalah seorang yang berkuasa, berbicara dengan bebas dan terbuka soal tindakan predator seksual. Dan membual soal mencium serta melecehkan wanita," kata Michelle.
"Tidak peduli partai apa Anda berasal -Demokrat, Republik atau independen- tidak ada wanita yang berhak diperlakukan seperti itu. Tidak ada yang pantas dilecehkan seperti itu," lanjut dia.
Michelle, pengacara lulusan Harvard, dikenal giat mengkampanyekan pendidikan dan kesehatan saat mendampingi suaminya, Barack Obama. Figurnya merupakan salah satu yang paling populer di AS.
Menurut dia, Trump telah menjadi seseorang yang "menakutkan" dan "kejam" karena perkataannya tersebut.
"Lelaki dalam hidup saya tidak berbicara tentang wanita seperti itu. Itu bukan cara berperilaku manusia yang beradab dan jelas bukan cara berperilaku seseorang yang ingin menjadi presiden Amerika Serikat," tegas Michelle lagi.
Michelle mendesak wanita di AS untuk tidak memilih Trump dan mendukung Hillary Clinton.
Jika Trump menjadi Presiden, menurut Michelle sama saja dengan "kita mengatakan kepada putra-putra kita bahwa boleh mempermalukan wanita. Kita katakan kepada putri-putri kita mereka layak diperlakukan seperti itu."
(den)