ANALISIS

Partai Republik Terjebak dengan Donald Trump

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2016 14:32 WIB
Partai Republik sendiri jengah dengan tingkah Donald Trump, terutama setelah rekaman percakapan cabulnya terungkap, namun tidak bisa berbuat banyak.
Calon Presiden AS Donald Trump dan Calon Wakil Presiden Mike Pence. (Reuters/Mike Segar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Donald Trump membuat berang semua orang, termasuk dari kubunya sendiri, Partai Republik. Dukungan dari para petinggi Republik kian surut, namun hal itu tidak serta merta membuat Trump tersingkir dari bursa pemilihan presiden Amerika Serikat.

Bocoran rekaman percakapan cabul Trump yang dirilis pekan ini setidaknya menjadi puncak dari kejengahan para politisi Republik. Sebut saja John McCain, petinggi Republik yang juga Senator Arizona, yang akhirnya menarik dukungannya terhadap Trump setelah rekaman percakapan cabul itu mencuat.

"Tidak ada alasan bagi komentar ofensif dan merendahkan Donald Trump, tidak ada wanita yang bisa dikorbankan oleh tindakan yang tidak pantas seperti itu," kata McCain dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya menyingkirkan Trump dari kancah persaingan calon presiden muncul di kalangan politisi Republik. Namun membatalkan pencalonan Trump bukan perkara mudah, bahkan hampir mustahil.

Berdasarkan peraturan pemilu, Komisi Nasional Republik (RNC) yang beranggotakan 168 orang, sebenarnya bisa mengganti calon presiden jika "meninggal dunia, ditolak atau hal lain".  Namun mengulang Konvensi Republik tidak mungkin dilakukan.

CNN dalam sebuah artikelnya memberikan alasannya.

Salah satunya adalah karena pemilu dini telah dilakukan di beberapa negara bagian di AS, salah satunya yang sudah memilih adalah Presiden Barack Obama di District of Columbia pada Jumat lalu. Mengganti capres jelas akan menjadi pekerjaan yang melelahkan dan berisiko.

"Tidak realistis dan berisiko secara politis untuk memohon agar 50 menteri negara bagian untuk mengubah kertas suara atau menulisnya ulang. Kami terjebak [dengan Trump] begitu juga [Mike] Pence," kata seorang anggota RNC kepada CNN.

Steve Vladeck, profesor di Fakultas Hukum University of Texas, mengatakan pemilu dini berarti Trump telah terkunci menjadi capres dari Republik.  "Skenario yang mungkin dilakukan adalah Trump sendiri mengundurkan diri saat dia disahkan untuk kedua kalinya -- ketika pemilih berpikir bahwa pilihan terhadap Trump sebenarnya adalah untuk Pence," ujar Vladeck.

Pence, calon wakil presiden Trump, tampil gemilang dalam debat dengan pasangan Hillary Clinton, Tim Kaine. Banyak politisi Republik merasa Pence telah mengungguli Trump dan seharusnya menjadi capres.

Sikap ini digawangi oleh Senator New Hampshire Kelly Ayotte yang mengatakan dia akan mendukung Pence, diikuti oleh politisi Republik lainnya.

Pence sendiri mengaku tidak menyetujui komentar Trump. Dia membatalkan penampilan pada kampanye di Wisconsin setelah rekaman komentar cabul Trump muncul di internet. "Saya tidak mendukung pernyataannya dan tidak bisa membela dia," ujar Pence.

Salah satu skenario lainnya untuk menggulingkan Trump, Pence mengundurkan diri. "Pence adalah jangkar yang membuat Trump tetap berada dalam kompetisi," ujar seorang petinggi Republik, Vin Weber.

Skenario ekstrem diutarakan oleh ahli hukum Rick Hasen yang mengatakan Trump bisa dijegal di Electoral College, tahap terakhir pemilihan calon presiden. Dalam skenario yang disebut Hasen sebagai "hail mary" ini para pemilih Republik, terutama yang tidak percaya pada Trump, bisa menafikan taipan real estate itu dan memilih calon yang mereka sukai.

Namun Hasen meragukan skenario ini akan didukung oleh para anggota Kongres yang mayoritas Republik.

Kubu Hillary Clinton juga yakin Trump sudah tidak tergoyahkan lagi menjadi capres Republik, tidak peduli pandangan politisi partai itu terhadap dirinya.

Marc Elias, pengacara kampanye Clinton mengatakan saat ini sudah terlambat Republik mengganti Trump. Pemilihan dini di dalam dan luar negeri telah dilakukan dan nama Trump sudah resmi masuk dalam bursa presiden. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER