OKI Akan Galakkan Pendidikan untuk Perangi Radikalisme

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Okt 2016 03:30 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir menyatakan, Indonesia akan mengikuti gelaran Konferensi Tingkat Menteri OKI pada 18 Oktober mendatang.
Arrmanatha Nasir (ANTARA FOTO/ho/Suwandy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir menyatakan, Indonesia akan mengikuti gelaran Konferensi Tingkat Menteri (KTM) negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada 18 Oktober mendatang. Konferensi ini sendiri akan berlangsung di Uzbekistan.

KTM OKI ke-43 ini, tutur Arrmanatha, berfokus pada pembahasan pendidikan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Khususnya pendidikan sebagai instrumen melawan terorisme dan radikalisme.

“Negara-negara OKI sangat concern pada perkembangan pendidikan. Kami ingin membahas bagaimana cara mengembalikan peran pendidikan untuk kemajuan bangsa khususnya pendidikan melawan terorisme dan radikalisme,” tutur Arrmanatha di Gedung Kemlu, Jumat (14/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kemlu Arko Hananto Budiadi, tema pendidikan Islam diambil guna mengingatkan kembali kebesaran Islam pada masa lalu. Negara-negara OKI ingin menguatkan peran pendidikan untuk membawa perdamaian.

Menurut Arko, pendidikan seharusnya bisa menjadi instrumen negara untuk meminimalisir tindakan-tindakan radikal dan ekstremis lainnya.

“Pendidikan memang sesuatu yang jarang diambil dalam ajang KTM, namun Uzbekistan sebagai tuna rumah mengajukan tema tersebut dengan harapan bisa meminimalisir pemikiran-pemikiran radikal dan esktremis. Dengan pendidikan manusia bisa melihat sesuatu lebih baik lagi,” kata Arko.

Selain pendidikan, kata Arko, isu-isu politik, ekonomi, dan keamanan akan turut dibahas dalam ajang tiap tahunan ini. Isu terkait Palestina masih menjadi fokus agenda pembahasan KTM OKI nanti.

Menurut Arko, dalam KTM itu Indonesia bersama negara-negara OKI lainnya juga akan mengupayakan finalisasi mengenai resoulusi perdamaian. Tidak hanya resolusi perdamaian bagi Palestina-Israel, tapi juga resolusi perdamaian bagi konflik-konflik yang terjadi baik antar-negara OKI maupun konflik internal dalam suatu negara anggota OKI.

“Finalisasi mengenai peace resolution itu bagaimana OKI bisa memberikan solusi yang efektif untuk penyelesaian konflik-konflik yang sedang menjadi perhatian negara-negara OKI,” kata Arko.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER