Operasi Mosul Diduga Picu Gelombang Militan, Malaysia Siaga

Riva Dessthania Suastha/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2016 18:44 WIB
Malaysia meningkatkan pengamanan di perbatasan sebagai antisipasi kemungkinan kembalinya militan Malaysia yang telah bergabung dengan ISIS di Irak.
Polisi Malaysia bulan lalu merilis laporan yang menunjukan sekitar 90 warga Malaysia telah bergabung ISIS di Suriah dan Irak sejak 2013 lalu. (AFP Photo/Mohd Rasfan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Malaysia meningkatkan pengamanan di wilayah perbatasan sebagai langkah antisipasi atas kemungkinan kembalinya para militan Malaysia yang telah bergabung dengan ISIS di Irak. Antisipasi ini dilakukan menyusul operasi militer besar-besaran untuk merebut kembali Kota Mosul, kota yang menjadi markas besar kelompok militan itu di Irak.

Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi pada Selasa (17/10) mengumumkan bahwa pengamanan bandara dan perbatasan Malaysia terus ditingkatkan. Otoritas Malaysia juga terus memantau secara ketat berbagai rute ilegal yang biasa digunakan para penyelundup untuk memasuki wilayah Malaysia.

Menurut Ahmad, antisipasi pejuang militan memasuki Malaysia merupakan salah satu upaya penguatan deradikalisasi di negara tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Malaysia bersama badan intelijen internasional telah bertukar informasi dan kami juga memiliki daftar nama para tersangka yang dipercaya memiliki keterkaitan dengan Daesh," ucap Ahmad, menyebut nama lain ISIS, dikutip dari Reuters.

Diperkirakan sekitar 4.000 hingga 8.000 militan Irak dan asing menduduki Kota Mosul. Ahmad tidak memaparkan secara jelas jumlah militan asal Malaysia yang berada di kota tersebut. Namun, polisi Malaysia bulan lalu merilis laporan yang menunjukan sekitar 90 warga Malaysia telah bergabung ISIS di Suriah dan Irak sejak 2013 lalu.

Pada Agustus, Malaysia juga mencabut 68 paspor warga Malaysia yang telah teridentifikasi meninggalkan Malaysia untuk bergabung dengan ISIS. Sekitar 137 warga juga telah ditahan karena memiliki rencana untuk bergabung maupun berkontribusi untuk ISIS.

Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein berujar, sumber intelijen menyebutkan kemungkinan adanya potensi kembalinya ribuan anggota ISIS ke negara asal mereka. Selain itu, para anggota ISIS juga diduga akan mencari tempat perlindungan aman di sejumlah wilayah, termasuk Asia Tenggara, jika operasi pembebasan Mosul berhasil.

"Kami harus sangat proaktif," ujar Hishammuddin kepada Bernama.

Pihak berwenang Malaysia mengaku telah berada pada status siaga sejak serangan teror dari oknum yang mengaku berafiliasi dengan ISIS terjadi di Indonesia pada Januari lalu.

Sementara di Malaysia, serangan yang diduga terkait dengan ISIS terjadi di sebuah bar di pinggiran Kuala Lumpur pada Juni lalu. Delapan orang terluka dalam serangan pelemparan granat yang dilakukan dua simpatisan ISIS di tempat tersebut. Serangan itu disebut-sebut sebagai serangan teror pertama di Malaysia. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER