Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menggemparkan jejaring sosial ketika ia hadir dan menunjukkan dukungannya terhadap musuh bebuyutannya, Anwar Ibrahim, dalam satu persidangan di Kuala Lumpur pada Senin (5/9).
Peristiwa itu diabadikan dalam beberapa foto yang tersebar di berbagai sosial media. Dalam foto tersebut, terekam momen ketika Mahathir berjabat tangan dengan Anwar di tengah ruang sidang.
Seperti dilansir
AFP, Anwar dibui oleh pemerintah Malaysia atas tuduhan kasus sodomi kontroversial dan disebut-sebut sarat politik, tudingan serupa yang digunakan Mahathir untuk menjebloskan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia itu ke penjara pada 1998.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidup di balik jeruji besi selama enam tahun, Anwar akhirnya bebas. Setelah Mahathir lengser dan digantikan oleh Najib Razak, Anwar sempat menjadi pemimpin oposisi yang kuat dan mendapat sokongan dari masyarakat luas sebelum akhirnya dipenjarakan kembali oleh rezim berkuasa.
Meskipun sudah di dalam penjara, Anwar masih lantang menyuarakan protesnya terhadap pemerintahan yang korup. Selama beberapa tahun belakangan, Najib diguncang isu korupsi dan pencucian uang lembaga 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Gerakan rakyat yang gerah dengan pemerintahan Najib pun semakin menggelora. Tahun lalu, puluhan ribu orang yang tergabung dalam gerakan Bersih turun ke jalan, menuntut Najib untuk lengser. Mahathir terlihat hadir dalam aksi tersebut.
Najib pun menggunakan segala cara untuk membela diri, termasuk dengan membentuk perangkat hukum yang membuatnya kebal dan memperkuat posisinya dalam pemerintahan.
Ketika ditanya mengenai tujuan kehadirannya, Mahathir mengatakan bahwa ia mendukung salah satu tuntutan Anwar atas hukum baru tersebut.
"Saya tidak tahu mengenai kawan, tapi saya berbicara dengannya. Saya menemuinya dan berbincang panjang mengenai yang dia lakukan," kata Mahathir.
Meskipun musuh bebuyutan, Mahathir dan Anwar memang satu visi dalam pelengseran Najib. Sejak awal tahun ini, Mahathir pun sempat menunjukkan gestur mendukung Anwar.
Kendati demikian, Anwar enggan bergabung dalam koalisi gerakan rakyat untuk menggulingkan Najib yang digagas oleh Mahathir.
Ketika ditanya CNN Indonesia mengenai hal tersebut, Mahathir hanya menjawab, "Kami hanya sepaham mengenai satu perkara saja, bukan semua ideologi. Hanya satu perkara, yaitu pembuangan Najib."
Kini, seorang pengamat independen, Ibrahim Suffian, menilai bahwa "jabat tangan ini merupakan hal besar," dan pertanda bahwa tekad "Mahathir sudah bulat."
"Masalah yang ada selama ini pada kubu oposisi adalah Mahathir dan Anwar tidak dapat bersatu. Jabat tangan mereka menunjukkan mereka memiliki kepentingan yang sama," katanya.
(den)