Jakarta, CNN Indonesia -- Fokus atas tuduhan korupsi yang mendera Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kini mengarah kepada istrinya, Rosmah Mansor, yang dikenal glamor dan rela rogoh kocek dalam-dalam demi penampilan.
Media
Wall Street Journal (WSJ), Selasa (13/9), mendapatkan bocoran dokumen tagihan kartu kredit Rosmah yang mencapai US$6 juta atau hampir Rp80 miliar antara 2008 dan 2015. Tagihan itu untuk pembelian pakaian, sepatu dan perhiasan dari berbagai pusat perbelanjaan ternama, di antaranya Harrod di London dan Saks Fifth Avenue di New York.
Rosmah dan Najib belum mengomentari temuan WSJ kali ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya di tahun ini, WSJ juga memberitakan soal dokumen perbankan yang menunjukkan pembelian pakaian dan perhiasan oleh Rosmah di Eropa sebesar US$1 juta (Rp13 miliar). Pembayaran dilakukan dengan kartu kredit Najib yang dituding diambil dari dana lembaga investasi pemerintah 1MDB.
Saat itu, pasangan nomor satu Malaysia tersebut juga menolak berkomentar.
Rosmah dikenal glamor dengan perhiasan dan pakaian mewah yang menghiasi setiap penampilannya sejak Najib menjabat PM pada 2009.
Pengeluarannya untuk menunjang penampilan dianggap janggal. Ibu negara berusia 64 tahun ini adalah anak tunggal dari seorang guru sekolah, tidak memiliki pekerjaan, dan suaminya, Najib Razak, mendapatkan gaji tahunan sebagai perdana menteri hanya setara Rp1,3 miliar.
Rosmah pernah mengatakan bahwa penampilannya ini dibiayai oleh tabungannya. "Saya membeli perhiasan dan pakaian dengan uang saya sendiri. Apa yang salah?" kata Rosmah dalam otobiografinya tahun 2013.
Namun pengakuan Rosmah yang sering tampil dengan tas Hermes seharga puluhan ribu dolar ini dianggap meragukan. Dalam aksi demonstrasi bulan lalu di Kuala Lumpur, ratusan mahasiswa menuntut penyelidikan atas Rosmah.
"Dia mengatakan menabung uang sejak kecil. Itu mustahil," kata Anis Syafiqah Mohd. Yusuf, mahasiswi 24 tahun dari University Malaya.
Keluarga Najib tengah menjadi sorotan sejak muncul tudingan korupsi dana 1MDB. Najib dituduh menerima jutaan dolar dari dana lembaga investasi tersebut antara 2009 dan 2015.
Media melaporkan, uang senilai triliunan rupiah tersebut mengalir ke kantung Najib melalui berbagai perantara di luar negeri dengan cara yang rumit. Penyelidikan aliran dana ini juga telah melibatkan aparat di Amerika Serikat.
Najib membantah tudingan tersebut. Dia mengatakan, uang di rekeningnya berasal dari hibah konglomerat asai Arab Saudi dan sebagian besarnya telah dikembalikan.
(den)