Militer Thailand Desak Ekstradisi Pelaku Penghinaan Kerajaan

Riva Dessthania Suastha/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2016 19:59 WIB
Thailand tengah mempertimbangkan untuk meminta negara lain mengekstradisi berbagai oknum yang dinilai telah melakukan penghinaan terhadap keluarga kerajaan.
Pemerintah Thailand di bawah kepemimpinan Prayuth Chan-ocha tengah mempertimbangkan untuk meminta negara lain mengekstradisi berbagai oknum yang dinilai telah melakukan penghinaan terhadap keluarga kerajaan. (Reuters/Athit Perawongmetha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan junta militer Thailand tengah mempertimbangkan untuk meminta negara lain mengekstradisi berbagai oknum yang dinilai telah melakukan penghinaan terhadap keluarga kerajaan.

Seperti diberitakan Reuters pada Selasa (18/10), junta militer Thailand telah melacak para pelaku penghina kerajaan yang tinggal di luar Thailand. Oknum-oknum tersebut dinilai berupaya membangkitkan kerusuhan di Thailand, sehingga Thailand mempertimbangkan untuk meminta ekstradisi mereka.

"Kami akan meminta kerja sama dan rasa saling menghargai dari negara-negara tersebut. Kami berharap negara lain bisa mengerti bahwa masyarakat Thailand tidak dapat menerima penghinaan yang dilontarkan pada kerajaan," kata Menteri Kehakiman Thailand Paiboon Koomchaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paiboon mengakui ada tantangan hukum dan diplomatik yang signifikan untuk melaksanakan ekstradisi. Namun, ia akan tetap berupaya melanjutkan permintaan ekstradisinya tersebut.

Pekan lalu, pemerintah meminta warga Thailand melaporkan berbagai bentuk penghinaan terhadap kerajaan kepada pihak berwenang. Pemerintah juga meminta penyedia layanan internet di Negeri Gajah Putih itu untuk mengawasi dan memblokir konten yang dinilai melecehkan kerajaan.

Beberapa masyarakat Thailand bahkan mulai main hakim sendiri. Serangkaian video yang tersebar secara daring menunjukan massa geram sembari menuduh orang-orang telah menghina kerajaan.

Insiden terbaru, seorang pria di Provinsi Chonburi didorong dan dipukul oleh segerombolan massa. Ia dipaksa bersujud dan meminta maaf pada foto Raja Bhumibol. Ia juga dipaksa untuk berteriak "saya cinta raja" sementara massa memukuli dan mengancamnya.

Pada Senin (16/10), wajah seorang wanita paruh baya yang dituduh menghina kerajaan dipukul setelah pengemudi bus meminta dirinya untuk keluar dari bus tersebut.

Sejak Raja Thailand Bhumibol Adulyadej wafat pekan lalu, informasi tentang keluarga kerajaan memang terbilang kencang terdengar di berbagai media lokal maupun internasional.

Thailand dikenal memiliki hukum yang cukup ketat mengenai pemberitaan dan penghinaan terhadap keluarga kerajaan. Segala bentuk kritikan terhadap keluarga dan kehidupan kerajaan Thailand dianggap sebagai bentuk tindakan kriminal dengan tuntutan hukuman hingga 15 tahun penjara, di bawah hukum lese majeste. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER