Jakarta, CNN Indonesia -- Ketatnya pengamanan militer di wilayah Myanmar bermayoritaskan Muslim dekat dengan perbatasan Bangladesh, menyebabkan terhambatnya bantuan seperti pasokan makanan dan obat-obatan ke daerah tersebut.
Semenjak serangan yang menewaskan sembilan orang polisi pada 9 Oktober 2016, tentara Myanmar menyatakan daerah Rakhine Utara itu sebagai daerah zona operasi.
Melalui email, juru bicara PBB dalam hal urusan kemanusian Pierre Peron berkata, PBB tidak lagi memiliki akses untuk mengirimkan berbagai bantuan ke daerah zona operasi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peron menyatakan, berbagai program kesehatan dan gizi di Rakhine Utara telah terhambat akibat adanya pembatasan dari pengamanan militer Myanmar itu.
"Kami berharap situasi akan segera berangsur membaik sehingga organisasi kemanusiaan bisa kembali melaksanakan berbagai program bantuan bagi masyarakat di Rakhine," ucap Peron seperti dikutip Reuters pada Selasa (18/10).
Tentara Myanmar sangat mengontrol ketat arus informasi dan pengamanan di Utara Rakhaine.
Dalam operasi itu, militer Myanmar mencari sekitar 400 militan yang dipercaya merupakan anggota muslim Rohingya yang mendapat dukungan Islamis dari luar negeri dalam meluncurkan serangan terburuk sejak 2012 itu.
Setidaknya 30 terangka militan dan lima personel militer telah terbunuh dalam bentrokan ini. Sekitar 120 ribu orang mayoritas kaum Rohingya telah diungsikan di Rakhaine setelah kekerasan komunal tahun 2012 lalu terjadi. Sumber lokal bahkan menyebutkan bentrokan ini menambah jumlah pengungsi semakin banyak lagi.
Memburuknya situasi di Rakhine menimbulkan tantangan yang serius bagi pemerintah Aung San Suu Kyi yang berkuasa sejak pemilu tahun lalu.
Sejauh ini Aung telah menghadapi berbagai kritik dari dunia internasional karena dianggap gagal mengatasi pelanggaran HAM yang terjadi pada masyarakat minoritas Rohingya dan kaum muslim lainnya di Myanmar.
Pihak berwenang yakin warga Muslim Rohingya yang berdomisili di Rakhine melancarkan serangan terpisah pada Minggu pagi tersebut. Dalam insiden itu, sembilan polisi tewas, satu hilang dan lima lainnya terluka. Puluhan senjata dan lebih dari 10 ribu amunisi juga dicuri dari polisi perbatasan.
Otoritas di wilayah Maungdaw, Rakhine, juga mengatakan memberlakukan larangan berkumpul bagi lima orang atau lebih, serta jam malam sejak pukul 19.00 hingga 06.00.
Insiden ini merupakan yang terburuk sejak 2012, ketika 100 orang tewas dalam bentrok antara kelompok minoritas Rohingya dan Buddha di Rakhine.
Pihak berwenang Bangladesh mengatakan bahwa Myanmar menutup perbatasan kedua negara setelah menyusul serangan
(pit)