Jakarta, CNN Indonesia -- Keadaan perang di sebuah negara tidak lantas membuat warganya kehilangan rasa kemanusiaan. Hal ini dibuktikan oleh Irak yang menjadi negara paling baik sedunia terhadap orang asing, kendati tengah dalam kondisi berperang.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga amal Charities Aid Foundation (CAF), Irak telah dua tahun berturut-turut menjadi negara paling baik sedunia terhadap orang asing. Padahal kondisi Irak saat ini mencekam akibat ancaman terorisme dan perekonomian yang tidak stabil.
"Perang sipil Irak terbukti tidak merusak warisan kuat dari kedermawanan masyarakat Irak," bunyi laporan CAF pekan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irak saat ini menjadi medan perang antara pemerintah dibantu koalisi Amerika Serikat dalam menghadapi terorisme ISIS. Bom dan peluru masih terus menyalak di beberapa bagian negara itu.
Negara kedua yang paling baik terhadap orang asing juga yang tengah dilanda perang, yaitu Libya. Sedang terbunuhnya Moammar Gaddafi, Libya masih belum stabil, terutama karena ancaman militan ISIS di perbatasan. Namun menurut survei CAF, rakyat Libya justru sangat ramah dan baik terhadap orang asing.
Peringkat ketiga diduduki Kuwait, negara kaya minyak di Teluk. Peringkat keempat lagi-lagi ditempati negara yang sedang berkonflik, yaitu Somalia.
Survei ini setidaknya membuktikan bahwa keadaan genting tidak serta merta menghilangkan rasa kemanusiaan di sebuah negara.
"Pelajarannya adalah masyarakat sangat tangguh dan bencana skala besar cenderung meningkatkan respons dan sensitivitas kolektif akan rasa kemanusiaan," ucap Manajer Kebijakan Internasional CAF Adam Pickering.
Untuk negara dengan jumlah warga paling dermawan sedunia adalah Myanmar. Hal ini didapatkan berdasarkan sembilan dari sepuluh survei yang memaparkan jumlah bantuan amal yang telah dikeluarkan warga Myanmar dalam beberapa bulan terakhir.
Berdasarkan World Giving Index, salah satu negara ASEAN ini telah mempertahankan posisinya sebagai negara dengan warga pendonor terbesar selama tiga tahun berturut-turut.
Para responden ini dinilai berdasarkan kombinasi indikator meliputi intensitas memberikan bantuan terhadap orang lain, besarnya uang yang diberikan untuk donasi, dan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk bekerja sukarela.
Laporan itu memaparkan, tingginya rasa kepedulian warga Myanmar dalam memberikan donasi dipengaruhi oleh ajaran "Sangha Dana" yang mempengaruhi mayoritas warga Budha Theravada untuk membantu orang-orang yang memilih jalan hidup kerahiban.
Indonesia sendiri masuk dalam sepuluh besar negara paling dermawan sedunia, yaitu di peringkat ke tujuh padahal sebelum negara ini ada di ranking 22. Menurut CAF naiknya peringkat Indonesia karena survei dilakukan di bulan Agustus tahun 2015, tidak lama setelah bulan suci Ramadan saat umat Islam berlomba-lomba bersedekah.
(den)