Jakarta, CNN Indonesia -- Biro Investigasi Federal mengantongi surat perintah untuk membuka kembali penyelidikan terkait jaringan komputer pribadi yang digunakan calon presiden AS, Hillary Clinton, untuk berkirim email saat ia masih menjabat sebagai menteri luar negeri. Penyelidikan yang dibuka berdasarkan penemuan terbaru ini memicu pertanyaan publik karena hanya berselang beberapa hari menuju pemilu presiden AS.
Surat perintah yang dikantongi FBI sejak Minggu (30/10) itu akan memungkinkan penyidik FBI untuk kembali memeriksa email Clinton demi menyelidiki apakah terdapat praktik penyalahgunaan jaringan email pribadi untuk urusan pekerjaan yang bersifat rahasia ketika Clinton menjabat sebagai Menlu AS periode 2009-2013.
Pemeriksaan serupa pernah dilakukan FBI, namun tak ditemukan penyalahgunaan apapun sehingga ditutup pada pertengahan tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibukanya kembali penyelidikan ini menyusul pernyataan tertulis dari Direktur FBI James Comey kepada Kongres, yang menyebutkan bahwa pihaknya mendapatkan penemuan email terbaru yang diduga terkait skandal email Clinton pada Jumat (28/10).
Sumber yang dekat dengan penyelidikan menyatakan kepada
Reuters bahwa penemuan sejumlah email terbaru itu terkait dengan penyelidikan terpisah terhadap Anthony Weiner, suami dari ajudan Clinton, Huma Abedin.
Weiner merupakan mantan perwakilan Demokrat di Kongres yang tengah diselidiki FBI terkait dugaan keterlibatan dalam skandal pesan pendek seksual pada seorang gadis berusia 15 tahun di North Carolina.
FBI sudah mengantongi surat perintah untuk menggeledah laptop Weiner, namun tertunda karena penyidik juga membutuhkan surat izin untuk melihat materi email yang mungkin terkait dengan Clinton.
Sumber juga menyebutkan, penyidik FBI yang menggeledah laptop Weiner yakin bahwa sejumlah email milik mantan anggota dewan ini terkait dengan skandal email Clinton.
Dibukanya kembali penyelidikan terhadap email Clinton ini dikhawatirkan akan menggiring opini publik AS, terutama hanya sekitar sepekan menjelang pilpres AS pada 8 November mendatang. Tim kampanye Clinton mendesak FBI untuk memberikan rincian soal sejumlah email yang baru ditemukan itu.
Pemimpin Senat Demokrat AS, Harry Reid, mengirim surat kepada Comey pada Minggu yang menuding Direktur FBI itu melanggar undang-undang, yang melarang penggunaan posisi pemerintah federal untuk mempengaruhi pemilu.
"Tindakan Anda mungkin telah melanggar hukum," tulis Reid.
Ketua kampanye Clinton, John Podesta dan manajer kampanye, Robby Mook juga mempertanyakan keputusan Comey untuk membuka kembali penyelidikan yang belum tentu relavan dengan skandal email mantan ibu negara AS itu.
Sementara, rival Clinton dari Partai Republik, Donald Trump menggunakan momen ini untuk menyebut Clinton korupsi dan tidak dapat dipercaya.
"Kami memiliki satu alat untuk membuktikan korupsi Hillary dan itu adalah dengan memilih [dalam pemilu]. Satu-satunya cara untuk memberantas korupsi adalah dengan memilih," tutur Trump.
(ama)