Empat ABK WNI Sandera Somalia Kembali ke Pelukan Keluarga

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Senin, 31 Okt 2016 15:42 WIB
Empat anak buah kapal Naham 3 asal Indonesia yang disandera oleh perompak Somalia akhirnya dapat kembali berkumpul dengan keluarga mereka pekan ini.
Empat anak buah kapal Naham 3 asal Indonesia yang disandera oleh perompak Somalia akhirnya dapat kembali berkumpul dengan keluarga mereka pekan ini. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Empat anak buah kapal Naham 3 asal Indonesia yang disandera oleh perompak Somalia akhirnya dapat kembali berkumpul dengan keluarga mereka di Jakarta pada awal pekan ini. Keempatnya dapat kembali ke Indonesia setelah pada pekan lalu dibebaskan bersama puluhan ABK dari negara-negara Asia.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengungkapkan bahwa setelah para ABK WNI bebas pada Minggu (23/10), mereka menjalani beberapa proses pemulihan dan kesehatan di Wisma Indonesia di Nairobi, Kenya. Para ABK kemudian tiba di Jakarta pada Jumat (28/10) namun kembali menjalani melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan lanjutan sebelum diserahkan ke keluarga mereka pada Senin (31/10).

"Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan karena pada akhirnya kami bisa menyelesaikan proses pembebasan empat saudara kita yang telah disandera selama 4 tahun dan memulangkan para ABK kepada keluarga dengan keadaan sehat," tutur Retno dalam acara serah terima para ABK kepada masing-masing keluarga mereka di kantor Kemlu RI pada Senin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empat WNI itu adalah Sudirman, 24, berasal dari Medan, Adi Manurung, 24, dari Medan, Elson Pesireron, 32, asal Ambon, dan Supardi, 34, dari Cirebon. Keempatnya disandera perompak Somalia sejak Maret 2012 lalu.

Pembebasan sandera, tutur Retno, dapat terjadi berkat koordinasi kuat antar pemerintah termasuk Badan Intelejen Negara (BIN) dengan negara-negara asal sandera lainnya, dibantu PBB dan organisasi internasional lainnya.

Intensifikasi pembebasan para sandera, kata Retno, dilakukan sesuai instruksi presiden sejak Januari 2015 lalu. Pembebasan para ABK diakui Retno cukup sulit, karena saat detik-detik terakhir pembebasan, masih ada kelompok pembajak lain yang ingin mengambil alih para sandera.

"Jika di masa lalu upaya pembebasan sandera dilakukan secara parsial, maka kali ini kami coba dengan upaya pendekatan berbeda yang komprehensif, termasuk koordinasi erat dengan negara asal sandera lainnya," ungkap Retno.

Sementara itu, salah satu perwakilan keluarga ABK yang hadir, Sammy Pesireron, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih karena pada akhirnya sanak saudara mereka dibebaskan setelah sekian lama disekap pembajak dan tidak diketahui keadaannya.

Sammy mengaku keluarga baru mengetahui salah satu anggota keluarganya disandera pada 2013. Pada awalnya, keluarganya berupaya mendapatkan kejelasan informasi terkait penyanderaan kepada agen penyalur. Namun, agen penyalur sulit dihubungi.

Baru pada awal 2015, ungkap Sammy, pihak keluarga mulai mendapat kejelasan terkait nasib sanak keluarga mereka di Somalia. Sejak saat itu, Kemlu RI kerap memberikan informasi mengenai upaya pembebasan keempat WNI.

"Informasi awal yang kami terima tahun 2015 itu memperbesar harapan kami. Kami sangat bersyukur karena dari awal 2013 hingga awal 2015 keluarga minim sekali informasi," ucap Sammy.

Sementara itu, pihak Kemlu bersama keempat ABK WNI sudah menjenguk keluarga salah satu WNI yang meninggal dalam proses penyekapan, yakni Nasirin asal Cirebon, pada Minggu (30/10).

Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas, simpati, dan rasa duka kepada keluarga yang ditinggalkan. Kemlu RI memastikan jenazah Nasirin telah dimakamkan sesuai keyakinannya di Somalia. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER