Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah gereja kulit hitam bersejarah di Mississippi, Amerika Serikat, terbakar pada Selasa (1/11). Selain terbakar, terdapat coretan bertuliskan “Pilih Trump” di tembok gereja itu.
Kepala Kepolisian Greenville Delando Wilson menganggap kasus ini sebagai kejahatan rasial dan ujaran kebencian yang dilakukan menjelang pemilu Presiden AS yang akan dilangsungkan pada 8 November mendatang. Gereja kaum kulit hitam telah lama menjadi sumber dukungan bagi Partai Demokrat.
“Kejadian ini memaksa untuk menggoyahkan keyakinan seseorang. Gereja ini didominasi oleh kaum kulit hitam. Tidak ada siapa pun yang berhak mempengaruhi cara seseorang untuk memberikan suara dalam pemilihan,” ucap Wilson seperti dikutip
Reuters, Rabu (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada
Wall Street Journal, Wilson menyatakan telah memeriksa seseorang yang diduga memiliki keterkaitan dengan kebakaran gereja itu. Namun, polisi belum memutuskan orang tersebut sebagai tersangka.
Dalam konferensi pers, Kepala Petugas Kebakaran Wilayah Greenville Ruben Brown mengatakan bahwa para penyelidik telah menentukan kasus kebakaran ini sebagai tindakan yang disengaja.
Brown menyebutkan, tidak ada korban terluka dalam kebakaran pada Selasa malam tersebut. Namun, gereja dipastikan mengalami rusak parah akibat terbakar.
“Bukti dan sampel telah dikumpulkan dari gerjea dan sedang dianalisis untuk menentukan penyebab terbakarnya gereja,” ucap Brown.
Bersama pemerintah lokal, Biro Investigasi Federal (FBI) wilayah Jackson juga melakukan penyelidikan mengenai indikasi adanya kejahatan-kejahatan yang melanggar hak sipil dalam kasus kebakaran ini.
Sementara itu, Walikota Greenville Errick Simmons menganggap pembakaran gereja ini sebagai sebuah serangan langsung bagi hak beribadah warga AS di sana.
Diskriminasi terhadap jemaat gereja kulit hitam di AS sudah lama terjadi. Selama pergerakan HAM sekitar tahun 1950an dan 160an di AS terjadi, gereja kaum kulit hitam di bagian selatan AS kerap menjadi target pembakaran dan pengeboman oleh kaum supermasi atau rasis kulit putih.
(has)