Jakarta, CNN Indonesia -- Tim kampanye Donald Trump menampik laporan yang menuding bahwa calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik itu menggunakan jaringan Organisasi Trump untuk berkomunikasi sebuah bank di Rusia.
Juru bicara tim kampanye Trump, Hope Hicks menuturkan Organisasi Trump tidak pernah berkomunikasi ataupun memiliki hubungan dengan entitas Rusia. Organisasi Trump tidak pernah menggunakan jaringan email pribadi atau rahasia untuk menjalin hubungan dengan pihak Rusia.
"Untuk memperjelas, Organisasi Trump tidak pernah mengirim atau menerima komunikasi apapun dari jaringan email ini. Jaringan email Organisasi Trump bukan jaringan rahasia. Itu digunakan untuk tujuan marketing dan operasional oleh pihak ketiga," ucap Hicks seperti dikutip Guardian, Selasa (1/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lagi pula jaringan email itu sudah tidak digunakan sejak 2010 lalu," kata Hicks menambahkan.
Bantahan ini dilontarkan tim kampanye Trump sebagai tanggapan atas beredarnya tuduhan bahwa terdapat hubungan yang berkelanjutan antara jaringan server yang terdaftar atas nama Organisasi Trump dan dua server lainnya yang terlacak berasal dari Rusia milik Alfa Bank, bank komersial swasta terbesar di Rusia.
Laporan itu ditulis dalam salah satu artikel majalah website,
Slate, pada Senin (31/10) kemarin. Juru bicara Alfa Bank menegaskan, dugaan keterkaitan organisasi Trump dengan pihaknya adalah salah besar dan mengada-ada.
Alfa Bank telah menyewa perusahaan keamanan siber AS untuk menyelidiki aktivitas jaringan server itu. Sejauh ini, tidak ada bukti substantif yang menunjukan adanya hubungan antara kedua jaringan server tersebut.
"Baik Alfa Bank beserta pemimpinnya tidak pernah memiliki hubungan dengan Trump dan organisasinya. Tidak pernah ada hubungan atau kesepakatan antara Alfa Bank dan Trump. Kedua pihak tidak pernah memiliki hubungan atau jaringan khusus untuk berkomunikasi," kata juru bicara Alfa Bank yang tidak disebutkan namanya.
Di sisi lain, Badan investigasi federal Amerika Serikat (FBI) secara diam-diam juga tengah melakukan beberapa penyelidikan soal dugaan keterkaitan Trump dengan negara rival utama AS itu. Namun, penyelidikan yang berjalan rahasia selama satu tahun terakhir ini tidak menemukan bukti bahwa kedua pihak memiliki keterkaitan kriminal.
Penyelidikan ini menyusul pemerintah AS yang telah meluncurkan tuduhan resmi bahwa Rusia berusaha mempengaruhi pilpres AS yang akan digelar pada 8 November mendatang, dan diduga membantu memenangkan Trump. P
enyelidikan ini juga sejalan dengan investigasi soal peretasan dokumen Partai Demokrat yang diduga dilakukan oleh mata-mata yang dipekerjakan oleh pemerintah Rusia.
Meski demikian, tudingan terhadap Rusia itu tidak serta merta terkait dengan peretasan ribuan email ketua tim kampanye Clinton, John Podesta atau upaya untuk meretas data pemilih yang telah terdaftar.Menurut laporan
CNN, tak hanya Trump yang diselidiki, namun juga tim kampanye dan para pendukung taipan
real-estate ini.
(ama)