Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang perempuan warga negara Australia dilaporkan diculik oleh sekelompok pria bersenjata tak dikenal di Afghanistan.
Juru Bicara Kepolisian Afganistan, Basir Mujahid, mengatakan bahwa perempuan itu diculik bersama sopirnya saat berpergian di area Qala e Fatullah pada Sabtu (5/11) malam.
Kepolisian Afganistan, tuturnya, tengah melakukan penyelidikan atas kasus penculikan ini. Identitas korban penculikan sejauh ini belum dipublikasikan oleh otoritas Afganistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mujahid memaparkan, perempuan tersebut merupakan warga negara Australia asal Pakistan yang bekerja di Badan Koordinasi Bantuan Afganistan (ACBAR).
ACBAR merupakan lembaga independen Afganistan yang menggabungkan lebih dari 150 organisasi non-pemerintahan nasional dan internasional yang beroperasi di daerah itu.
Sementara itu, Keduatan Besar Australia di Kabul merilis pernyataan yang mendesak penyelidikan kasus penculikan warga negaranya tersebut.
Kedutaan Australia juga mengeluarkan imbauan perjalanan bagi warganya untuk tidak melakukan ke Afganistan karena situasi keamanan yang serius dan ancaman penculikan bagi warganya.
"Terkait insiden penculikan kami tidak akan berkomentar lebih lanjut. Kami terus menyarankan warga Australia untuk tidak melakukan perjalanan ke Afganistan karena situasi keamanan yang sangat berbahaya, termasuk ancaman serius penculikan," demikian bunyi pernyataan resmi Kementerian Luar negeri dan Perdagangan Australia, seperti dilansir
CNN, Minggu (6/11).
Penculikan memang tengah menjadi perhatian besar di Afghanistan. Sebelumnya pada tahun ini, sudah ada dua kasus penculikan sebelumnya di Afganistan yang juga melibatkan dua warga negara Australia.
Seorang pekerja bantuan asal Australia, Kerry Jane Wilson, diculik saat berada di tempat tinggalnya di Jalalabad, Afghanistan, pada April dan berhasil dibebaskan empat bulan kemudian, sekitar Agustus lalu.
Menurut Direktorat keamanan Nasional Afghanistan, Wilson berhasil dibebaskan melalui operasi khusus yang dilakukan oleh Otoritas Afghanistan.
Seorang warga Amerika Serikat dan Australia juga diculik dari Universitas Amerika di Kabul pada Agustus lalu. Pasukan operasi khusus AS, tim Seal 6, gagal menemukan kedua korban penculikan saat melakukan operasi penyelamatan di lokasi terget penculikan.
Tidak hanya warga asing, masyarakat Afganistan juga tengah dihadapkan dengan besarnya risiko penculikan di negaranya.
Di samping itu, kepolisian Afghanistan juga menyatakan, kelompok Taliban menculik sekitar 200 orang di wilayah utara Provinsi Kunduz pada Juni lalu. Walaupun sebagian besar korban telah dibebaskan, kelompok Taliban masih menahan 20 orang lainnya dan membunuh beberapa sandera.
(has)