Jakarta, CNN Indonesia -- Dua hari menjelang pemilihan umum Presiden Amerika Serikat, WikiLeaks kembali merilis 8.000 bocoran email internal terbaru yang berasal dari para anggota Partai Demokrat pada Minggu (6/11) malam.
Ribuan email tersebut dirilis WikiLeaks menyusul sekitar 50 ribu email harian yang sebelumnya diretas dari akun email pribadi Ketua Tim Kampanye Hillary Clinton, John Podesta.
Dilaporkan
CNN, peretasan berbagai email Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) ini merupakan kasus terbaru muncul, namun bukanlah kali pertama. Juli lalu, sebelum Demokrat menggelar konvesi nasional, WikiLeaks merilis sekitar 20 ribu email DNC, yang mengungkapkan bahwa para kader partai itu lebih menginginkan Clinton yang menjadi capres, ketimbang pesaingnya, Bernie Sanders.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan ribu email yang bocor itu mengungkapkan bahwa para pejabat DNC mencari cara untuk melemahkan kampanye pencalonan Sanders dalam pemilihan primer, termasuk memunculkan pertanyaan soal apakah Sanders adalah seorang ateis. Padahal, Sanders merupakan seorang Yahudi.
Rilisnya 20 ribu email DNC itu menyebabkan pengunduran diri Pemimpin Komite Nasional Partai Demokrat, Debbie Wasserman Schultz.
Seperti insiden bocornya email Podesta sebelumnya, bocoran email DNC terbaru ini juga berisikan korespondensi internal partai yang tidak selalu berhubungan dengan konteks pemilu.
Pihak Demokrat sejauh ini belum memberikan jawaban terkait bocoran email terbaru ini.
Selama setahun ke belakang, jaringan email dan dokumen DNC telah diretas oleh dua kelompok yang diyakini terkait dengan pakar swasta, badan intelijen AS, hingga pemerintah Rusia.
AS telah secara resmi menuduh pemerintah Rusia berada di balik sejumlah tersebut dan berupaya mempengaruhi proses pemilu AS. Washington juga menyebutkan bahwa bocoran email dari WikiLeaks dan pihak lainnya itu "konsisten" dengan taktik Rusia.
Sementara, baik Rusia maupun WikiLeaks terus membantah tudingan AS tersebut.
(ama/ama)