New York City, CNN Indonesia --
Tim kampanye Hillary Clinton tidak menyiakan kesempatan untuk mendulang suara di hari-hari terakhir jelang pemilu Amerika Serikat. Di tengah kemeriahan ajang marathon di New York pada Minggu (6/11), poster-poster Clinton dikibarkan oleh para pendukungnya.
The New York City Marathon merupakan ajang tahunan yang mengundang puluhan ribu pelari maraton dari seluruh dunia. Tahun ini ada 49.595 pelari yang berhasil finis setelah melalui jalur sepanjang 35 km dari Staten Island hingga Central Park.
Suasana festival terasa di sepanjang jalur maraton dengan warga yang membawa balon atau poster, menyemangati para pelari. Di sebuah titik, tepatnya di daerah Harlem, para pendukung Hillary Clinton telah siap dengan poster-poster mereka.
Setiap kali para pelari melintas, tim kampanye Clinton mengangkat tinggi poster dukungan. Karena Harlem adalah wilayah mayoritas warga kulit hitam, maka kampanye yang disuarakan adalah dukungan dari masyarakat Afrika-Amerika untuk Clinton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hillary akan menjadi presiden wanita pertama Amerika. Dia berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang baik dalam mengatasi permasalahan internasional, dia juga akan menciptakan lapangan pekerjaan," kata seorang warga kulit hitam Harlem, Diane Collier, kepada
CNN Indonesia.com.
Pemilih warga kulit hitam memang menjadi jumlah suara menggiurkan yang harus diperebutkan oleh Hillary Clinton dan rivalnya, Donald Trump. Walau Clinton mendapat dukungan dari Presiden AS petahana Barack Obama, namun suara warga kulit hitam masih rawan beralih ke kubu Trump.
Menurut beberapa jajak pendapat, warga kulit hitam yang memilih Trump akan lebih banyak ketimbang yang mendukung Mitt Romney dalam pemilu 2012 lalu. Namun Clinton dalam survei terbaru NBC News/Wall Street Journal hari ini, masih unggul empat poin dari Trump dengan 44 persen suara.
Kampanye di ajang maraton New York adalah acara tidak resmi yang diadakan para relawan Clinton. Relawan Clinton memang lebih agresif dan aktif menjaring pemilih ketimbang Trump. Selain mengusung berbagai poster di jalan-jalan, relawan juga gencar menelepon para pemilih untuk memastikan mereka mencoblos Clinton.
"Clinton lebih baik dari Trump. Trump sangat buruk, perkataannya kotor dan dia melecehkan perempuan," ujar Joice Sabatino, warga Harlem berusia 72 tahun.
(ama)