Skandal Email, Trump Tuding Clinton Dilindungi Sistem Korup

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Senin, 07 Nov 2016 17:58 WIB
Cepres AS, Donald Trump, bersikukuh menganggap Hillary Clinton bersalah dalam skandal email dan mendorong warga AS untuk tidak memilih rivalnya itu.
Cepres AS, Donald Trump, bersikukuh menganggap Hillary Clinton bersalah dalam skandal email pribadinya dan mendorong warga AS untuk tidak memilih Clinton (Reuters/Mike Blake)
Jakarta, CNN Indonesia -- Capres Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump mendorong para pemilih untuk "menjunjung tinggi keadilan" dengan tidak memilih capres yang dinilai telah melakukan tindakan kriminal dalam pemilu 8 November mendatang.

Tanggapan ini diutarakan Trump setelah keluarnya hasil pemeriksaan terbaru Badan Investigasi Federal (FBI) yang memutuskan tidak menemukan tindakan kriminal dalam skandal email rival Trump, Hillary Clinton pada Minggu (6/11).

"Hillary Clinton itu bersalah. Dia tahu itu, FBI tahu itu, dan orang-orang juga tahu itu. Sekarang semua bergantung pada warga AS untuk menjunjung tinggi keadilan dalam bilik pemilu nanti," ucap Trump seperti dilansir CNN, Senin (7/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Trump dalam kampanye di Michigan itu memang tidak merujuk langsung pada hasil pemeriksaan 650 ribu email Clinton yang diumumkan oleh Direktur FBI James Comey itu.

Namun, taipan real-estate ini bersikukuh menganggap Clinton telah melakukan tindakan kriminal federal. Trump menuding Clinton telah dilindungi oleh sistem hukum yang korup.

"Tidak bisa dipercaya tindakan Clinton bisa lolos dari hukum federal. Saat ini Clinton dilindungi sistem yang curang. Anda tidak bisa memeriksa 650 ribu email hanya dalam enam hari," kata Trump.

Kasus skandal penggunaan jaringan server pribadi oleh Clinton untuk berkirim email pada saat menjabat sebagai Menlu AS pada periode 2009-2013 ini sebenarnya sudah pernah ditutup pada pertengahan Juli lalu.

Namun, FBI pekan lalu memutuskan meninjau kembali skandal email Clinton itu setelah adanya sejumlah temuan baru dalam penyelidikan terpisah terhadap Anthony Weiner, suami dari ajudan Clinton, Huma Abedin, yang diduga melakukan pelecehan seksual melalui pesan pendek cabul kepada seorang gadis di bawah umur.

Keputusan ini memicu banyak pertanyaan karena diumumkan hanya berselang sepekan sebelum pemilu. Banyak pihak, termasuk Presiden Barack Obama, mengkritik FBI karena peninjauan kembali ini berpotensi membawa dampak pada pemilu dan pencapresan Clinton.

Dua hari menjelang pemilu, melalui secarik surat kepada Kongres AS, Comey mengatakan pihaknya sudah bekerja keras untuk merampungkan peninjauan kembali skandal tersebut.

Ternyata kesimpulan yang FBI dapat sama seperti penyelidikan pada Juli lalu yang tidak menemukan adanya tindakan kriminal dalam skandal tersebut. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER