Warga Kembali Berdemo Tuntut Presiden Korsel Lengser

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Nov 2016 13:44 WIB
Sekitar setengah juta demonstran diperkirakan akan kembali turun ke jalanan di Seoul, Korsel, pada Sabtu (19/11) menuntut Presiden Park Geun-hye lengser.
Sekitar setengah juta demonstran diperkirakan akan kembali turun ke jalanan di Seoul, Korsel, pada Sabtu (19/11) menuntut Presiden Park Geun-hye lengser. (AFP PHOTO/Ed JONES)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar setengah juta massa demonstran diperkirakan akan kembali turun ke jalanan Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu (19/11) ini menuntut Presiden Park Geun-hye untuk mengundurkan diri menyusul skandal korupsi yang tengah memorak-porandakan pemerintahannya.

Demonstrasi besar-besaran ini telah berlangsung selama empat minggu berturut-turut. Unjuk rasa menuntut kemunduran Park ini merupakan yang terbesar sejak aksi protes pro-demokrasi pada 1980 lalu.

Kelompok penyelenggara aksi protes mengatakan sekitar 500 ribu orang akan kembali berunjuk rasa di Seoul dan beberapa kota lain di penjuru Korsel. Sekitar satu juta orang diklaim turut dalam aksi demonstrasi pada Sabtu pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pendemo diperkirakan akan berkumpul di lapangan upacara Gwanghwamun, Seoul, mulai pukul lima pagi waktu setempat sebelum beriringan menuju Gedung Biru, kantor kepresidenan Korsel.

Otoritas Korsel selalu mengerahkan pasukan polisi dan pengamanannya mengawasi jalannya aksi unjuk rasa, walaupun, sejauh ini, sebagian besar aksi demonstrasi disebut selalu berjalan damai.

Bus dan truk kepolisian berjaga ketat dan memblokir akses jalan menuju Gedung Biru.

"Kami ingin menggelar aksi protes yang damai sama seperti tiga unjuk rasa yang telah dilakukan sebelumnya," ungkap juru bicara Konfederasi Serikat Pekerja Korsel, Nam Jeong-Su, seperti dikutip AFP.

Nam berharap, jumlah pendemo akan bertambah lebih banyak lagi seiring dengan usainya masa ujian masuk perguruan tinggi yang telah diikuti oleh ratusan ribu siswa di Korsel beberapa waktu lalu.

Dugaan Korupsi

Aksi protes yang menuntut Park semakin vokal terdengar, walaupun wanita presiden pertama di Korsel itu telah menyatakan permintaan maafnya secara resmi kepada publik Korea sekitar awal November lalu.

Kejaksaan Korsel tengah menyelidiki peran Park dalam skandal nepotisme dan pembocoran dokumen negara yang melibatkan salah satu kerabatnya, Choi Soon-sil, yang bukan merupakan pejabat publik di Korsel. Bahkan Kejaksaan Korsel telah menyatakan akan memeriksa orang nomor satu di Korsel itu dalam waktu dekat.

Berdasarkan laporan kantor berita Korsel, Yonhap, ini menjadi kali pertama dalam sejarah Korsel, seorang presiden akan diperiksa oleh penyelidik terkait skandal yang menimpanya.


Afiliasi CNN di Korsel, JTBC, menyampaikan dugaan pembocoran rahasia negara tersebut setelah menemukan sebuah komputer bekas Choi yang berisi berbagai dokumen negara. 

Dalam permintaan maaf resminya, Park menyatakan Choi melihat "beberapa dokumen negara" dalam jangka waktu tertentu setelah dirinya menjabat sebagai presiden pada 2012 lalu. 

Sementara itu, Choi dituding memanfaatkan kedekatannya dengan Park untuk memberi tekanan pada chaebol, sebutan bagi konglomerat Korsel, untuk mengalirkan dana jutaan dolar ke dua yayasannya. 

Choi sendiri sudah ditahan otoritas Korsel pada 31 Oktober lalu dengan dakwaan telah menyalahgunakan kekuasaan dan percobaan penipuan.

Pada awal November lalu, Park menegaskan akan bertindak koperatif untuk membantu penyelidikan yang tengah dilakukan kejaksaan. 

"Saya telah menginstruksikan Gedung Biru untuk bertindak koperatif dengan penyelidikan ini," ucap Park.


(stu/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER