Jakarta, CNN Indonesia -- Cho Tae-yong, Wakil Penasihat Presiden Korea Selatan Bidang Keamanan Nasional, telah bertemu dengan Michael Flynn, Penasihat Keamanan Nasional Donald Trump, pada Sabtu (19/11) di Washington D.C, Amerika Serikat.
Usai pertemuan, mengutip Flynn, Cho mengatakan pengentasan program nuklir Korea Utara (Korut) akan menjadi prioritas dalam pemerintahan baru Presiden AS terpilih ke-45 itu.
Berdasarkan kantor berita Korsel,
Yonhap, Pertemuan Choo dengan Flynn diselenggarakan guna membahas tanggapan dan langkah kedua negara dalam menghadapi perkembangan senjata nuklir Korut yang kian bertolak belakang dengan sanksi internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Flynn diangkat menjadi penasihat keamanan nasional Trump pada awal pekan ini tanpa membutuhkan konfirmasi dari Senat AS.
Dalam pertemuan itu, Flynn yang merupakan pensiunan angkatan darat dan intelejen militer AS berjanji untuk mengambil langkah lebih agresif dalam memberangus aksi terorisme termasuk masalah nuklir Korut.
Diberitakan
Reuters, Kongres AS yang didominasi oleh Partai Republik kerap mengkritik kebijakan "kesabaran strategis" pemerintahan Barrack Obama dalam menghadapi nuklir Korut sebagai sebuah kegagalan.
Korut telah mendapat sedikitnya lima paket sanksi dari PBB sejak uji coba senjata nuklirnya yang pertama kali pada 2006 lalu. Sejak percobaan nuklir Korut untuk keempat kalinya pada Januari lalu, PBB telah mengadopsi sanksi baru dan terberat bagi Pyongyang, yang menargetkan pembatasan perbankan dan pelarangan perdagangan mineral Korut.Dewan Keamanan PBB saat ini tengah berdebat mengenai resolusi sanksi terbaru bagi Korut, setelah Pyongyang melakukan percobaan nuklir untuk kelima kalinya pada September lalu.Selain membahas nuklir Korut, pertemuan Cho dan Flynn juga mendiskusikan penguatan aliansi AS-Korsel dengan menyebutkan hubungan bilateral kedua negara merupakan kerja sama 'vital' yang patut dipertahankan.
Pekan lalu, Trump disebut telah melakukan komunikasi awal bersama Presiden Korsel, Park Geun-hye. Melalui jaringan telepon, Trump berjanji pada Park akan mempertahankan konsistensi dan komitmen AS untuk terus melindungi Korsel di bawah kesepakatan aliansi keamanan antar kedua negara.
Warga Korsel sempat mempertanyakan keberlangsungan aliansi AS-Korsel di tangan Trump. Pasalnya, dalam kampanye sebelum pemilu, taipan
real estate itu pernah menyatakan akan menarik militer AS dari Seoul jika Negeri Ginseng itu tidak mau membayar lebih besar lagi biaya pengerahan militer AS di sana.
Sejauh ini, sekitar 28.500 tentara AS berbasis di Korsel dalam rangka operasi pertahanan gabungan membendung kekuatan Korut.
(vga)