WHO: Serangan Udara Hancurkan Seluruh Rumah Sakit di Aleppo

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Minggu, 20 Nov 2016 02:57 WIB
Badan Kesehatan Internasional (WHO) mengecam aksi serangan udara di Aleppo yang menyebabkan seluruh rumah sakit rusak dan tidak bisa beroperasi.
WHO mengecam serang udara yang terus-menerus menggempur Aleppo dan menghancurkan seluruh rumah sakit. (REUTERS/Abdalrhman Ismail)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kesehatan Internasional (WHO) mengecam aksi serangan udara di Aleppo. Pasalnya, hal tersebut menyebabkan seluruh rumah sakit di area tersebut rusak, dan membuat petugas medis tidak berdaya membantu warga yang terluka.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Susan Rice, menyebut bahwa Amerika Serikat mengutuk aksi serangan udara terakhir yang melumpuhkan rumah sakit di Aleppo. Dia pun meminta agar Rusia, yang merupakan sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, untuk melakukan sesuatu guna mencegah serangan berikutnya.

“Amerika Serikat meminta agar serangan bom dihentikan dan kami meminta Rusia untuk mengurangi terjadi kekerasan dan bisa memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan bagi warga Suriah,” kata Rice.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan udara terus menerus menggempur bagian timur Aleppo sejak Selasa (15/11), saat pasukan Suriah dan sekutunya melanjutkan operasi yang tertunda. Mereka melancarkan serangan darat terhadap para pemberontak pada Jumat (18/11).

Badan monitor perang Suriah asal Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, menyebut setidaknya 27 orang, termasuk anak-anak, terbunuh akibat serangan tersebut.

Pesawat perang, kendaraan tempur dan helikopter, tidak berhenti menyerang bagian timur Aleppo, Sabtu (19/11), yang dipadati penduduk.

“Perusakan infrastuktur yang penting bagi kehidupan warga Aleppo, sama saja dengan melakukan pembunuhan,” ujar Direktorat Kesehatan Aleppo kepada Reuters.

Perwakilan WHO di Suriah, Elizabeth Hoff, mengonfirmasi bahwa seluruh rumah sakit di timur Aleppo, tidak bisa beroperasi.

Beberapa rumah sakit di Aleppo masih beroperasi, namun warga ketakutan untuk datang karena banyaknya serangan yang terjadi.

Dokter Lintas Batas melaporkan setidaknya terdapat 30 serangan yang terjadi di rumah sakit di timur Aleppo sejak Juli. “Jumlah dokter dan peralatan medis serta obat-obatan terus menurun dan tidak ada cara aman mengirimkan persediaan tambahan,” tulis mereka.

Tidak hanya itu, serangan yang terus-menerus juga membuat warga Aleppo kekurangan persedian makanan dan bahan bakar.

Di sisi lain, baik pihak Rusia maupun pemerintahan Assad membantah melakukan serangan langsung pada rumah sakit ataupun rumah penduduk. Adapun perang sipil di Aleppo dimulai pada 2011 dan Rusia bergabung menjadi sekutu sejak September 2015.

Assad menyebut serangan di Aleppo hanya dilakukan pada markas dan gudang persedian teroris. Sementara Rusia mengatakan mereka hanya melakukan serangan udara di kawasan tertentu di Suriah. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER