Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter yang mengguncang bagian utara Jepang pada Selasa (22/11) pagi menimbulkan tsunami kecil di beberapa titik di wilayah pesisir Fukushima.
Gempa yang berpusat pada kedalaman 10 kilometer di lepas pantai Fukushima itu mendorong timbulnya gelombang laut setinggi 1,4 meter yang menerjang wilayah Sendai, sekitar 70 kilometer utara Fukushima. Otoritas Jepang merilis peringatan tsunami setinggi 3 meter untuk wilayah Fukushima tak berselang lama setelah gempa terjadi.
Diberitakan Reuters, Berdasarkan laporan NHK, gelombang laut yang lebih kecil juga menerpa pelabuhan di sisi lain pesisir pantai Sendai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman televisi menunjukan beberapa kapal terbawa arus hingga ke tengah laut. kepada NHK, seorang pria yang berasal dari Kota Iwaki menyatakan gelombang tinggi sempat terjadi di wilayahnya namun tidak melebihi batas pasang surut normal.
Rekaman udara menunjukan gelombang tsunami mengalir ke sungai-sungai di beberapa daerah. Beberapa perahu nelayan terbalik di pelabuhan Higashi-Matsushima.
Saat ini, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii menyebutkan, ancaman tsunami di Jepang telah berangsur mengecil. Badan Meteorologi Jepang kemudian mencabut peringatan tsunami yang sempat terpasang beberapa waktu lalu usai gempa terjadi.
Gempa bumi ini sempat menganggu sistem operasional alat pendingin di instalasi Nuklir Fukushima. Juru bicara Perusahaan Tokyo Electronic Power Co atau Tepco menyebutkan sistem pendingin pada reaktor nuklir Fukushima memang sempat dihentikan sebentar akibat adanya guncangan gempa.
Sejauh ini, Tepco menyebutkan tidak ada kerusakan lain pada sistem pembangkit listrik tenaga nuklir mereka walaupun terjadi beberapa pemadaman listrik di beberapa daerah usai gempa terjadi.
Jepang memiliki dua reaktor nuklir yang beroperasi di bagian barat daya negara itu. Saat adanya pemadaman, pembangkit listrik tenaga nuklir tetap memerlukan sistem pendingin untuk menjaga suhu pembuangan bahan bakar nuklir.
Tohoku Electric Power Co juga memastikan bahwa tidak ada kerusakan di pembangkit listrik tenaga nuklir mereka di Onagawa, sementara kantor berita Kyodo melaporkan ada keanehan di situs nuklir Tokai Daini di Ibaraki.
Sekitar tiga jam setelah gempa mengguncang utara Jepang, Menteri Penanggulangan Bencana Alam Jepang, Jun Matsumoto, menyatakan tidak ada laporan dampak kerusakan dan korban jiwa yang signifikan akibat gempa pagi tadi.
Gempa bumi memang biasa mengguncang Jepang sebagai salah satu daerah dengan aktivitas seismik paling tinggi di dunia. Jepang mengalami 20 persen dari keseluruhan gempa bumi berkekuatan di atas 6 skala Richter yang pernah menghantam di seluruh penjuru Bumi.
Gempa paling parah di Jepang terjadi pada 11 Maret 2011, yaitu mencapai 9 skala Richter. Tsunami yang dipicu oleh gempa tersebut menyebabkan krisis nuklir terbesar di dunia setelah Chernobyl, dan menewaskan lebih dari 15 ribu orang.
(den)