Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Negara Bagian Ohio, Amerika Serikat, masih menyelidiki motif penyerangan di Ohio State University yang melukai 11 orang. Pihak berwenang masih belum dapat menentukan apakah serangan ini memiliki motif terorisme atau diskriminasi.
Serangan terjadi pada enin (28/11) siang waktu setempat, ketika pelaku bernama Abdul Razak Ali Artan menabrakkan mobil yang dikendarainya di kerumunan pejalan kaki. Setelah menghentikan mobilnya, ia kemudian turun dan menyerang menggunakan pisau daging yang dibawanya.
Artan, yang merupakan mahasiswa kampus tersebut dan keturanan Somalia, berhasil dilumpuhkan oleh petugas keamanan dan tiga tembakan. Petugas sempat meminta Artan untuk meletakkan senjatanya, namun pemuda itu menolak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNN melaporkan petugas kini tengah menyelidiki alasan yang mendasari pemuda berusia 18 tahun itu nekat meluncurkan serangan brutal. Akun Facebook yang diyakini milik Artan memperlihatkan kecaman terhadap sejumlah serangan terhadap warga Muslim, menurut keterangan dari dua pejabat penegak hukum federal yang tak disebutkan identitasnya.
Komunitas Somalia merupakan kelompok warga terbesar kedua di negara bagian Ohio. Ketika ditanya soal kemungkinan insiden ini terkait dengan aksi teror atau komunitas Somalia, Presiden Negara Bagian Ohio, Dr. Michael V. Drake, memperingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.
"Kita semua tahu ketika hal seperti ini terjadi ada kecenderungan publik akan menciptakan sejumlah teori [soal motif]. Kami tidak memiliki informasi bahwa insiden ini terkait dengan komunitas tertentu. Kita tidak punya bukti soal itu," tutur Drake dalam konferensi pers yang digelar tak lama usai insiden.
"Apa yang kami ingin lakukan adalah benar-benar menyatukan warga dan saling mendukung. [Kami ingin] melakukan yang terbaik untuk mendukung mereka yang menjadi korban dan membantu mereka pulih, lalu mengawasi penyelidikan yang tengah berlangsung," ujarnya.
Penyidik yang memeriksa akun Facebook yang diyakini milik Artan masih menyelidiki apakah terdapat dugaan motif terorisme dalam serangan ini, dan akan melakukan sejumlah langkah untuk memastikan motif penyerangan.
Ingin berdoa dengan tenangProfil soal Artan pernah dimuat dalam surat kabar yang dikelola oleh kampus pada Agustus lalu dalam seri artikel "Manusia dari Negara Bagian Ohio". Dalam tulisan itu dijabarkan bahwa ia baru saja dipindahkan dari Negara Bagian Columbus dan mengaku kesulitan mendapatkan tempat untuk beribadah dengan tenang.
 Kepolisian Ohio, AS, masih menyelidiki motif penyerangan di Ohio State University yang dilakukan oleh mahasiswa berusia 18 tahun keturunan Somalia. (Kirk Irwin/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/AFP) |
"Saya ingin berdoa di tempat terbuka, tapi saya takut dengan segala sesuatu yang terjadi di media. Saya seorang Muslim, tapi [Muslim] tidak seperti apa yang digambarkan di media. Jika mereka melihat saya, seorang Muslim yang berdoa, saya tidak tahu apa yang ada di pikiran mereka, dan apa yang akan terjadi," ujarnya.
Saksi mata menyatakan kepada
CNN bahwa ketika serangan terjadi Artan tidak berteriak atau berkata apapun. "Dia hanya diam, namun itu menakutkan. Dia tetap diam ketika ditembak polisi," tutur Jacob Bower, 20.
"Polisi yang berhasil menembaknya menyelamatkan banyak nyawa hari ini," ucapnya.
Seorang warga yang telah berbicara kepada keluarga Artan menggambarkan bahwa keluarga itu sangat terkejut atas insiden ini. Sementara, anggota komunitas Somalia menyebut Artan sebagai anak yang baik. Ia mengungkapkan, Artan baru saja selesai mengenyam pendidikan di sekolah tingkat lanjut dan akan memulai semester baru di Ohio State University.
Seorang pejabat AS yang menolak identitasnya dipublikasikan memastikan bahwa Artan merupakan warga AS yang tinggal di negara itu secara legal. Secara terpisah, seorang pejabat penegak hukum federal dan seorang pejabat AS menyatakan Artan datang ke negara itu pada 2014 dengan keluarganya dari Somalia.
Keluarga itu dikabarkan meninggalkan Somalia lalu berangkat ke Pakistan sebelum akhirnya tiba di AS dua tahun lalu.
(ama)