Jakarta, CNN Indonesia -- Perang saudara yang sudah 52 tahun berkecamuk di Kolombia resmi berakhir setelah pemerintah dan pemberontak Marxis FARC setuju berdamai.
Diberitakan
Reuters, Kamis (12/1), perjanjian perdamaian disetujui kedua pihak meski sejumlah anggota kongres menyatakan tidak setuju.
Kesepakatan damai sempat mandek lantaran hasil referendum pada awal Oktober lalu menunjukkan sebanyak 50,23 persen warga menolak perjanjian damai dengan FARC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semalam, kesepakatan damai akhirnya diratifikasi dan disetujui oleh Kongres Kolombia melalui rapat yang berlangsung selama 11 jam.
“Jangan lupakan apa yang telah kami lakukan untuk mencoba mengakhiri perang selama setengah abad lebih,” ungkap seorang negosiator pemerintah, Sergio Jaramillo.
Sebelum disetujui kongres, pekan lalu Presiden Kolombia Juan Manuel Santos telah lebih dulu menandatangani kesepakatan damai baru antara kedua pihak.
Persetujuan damai mengharuskan sekitar 7.000 anggota FARC melucuti dan menyerahkan senjata mereka serta membentuk partai politik selambat-lambatnya dalam rentang waktu 6 bulan ke depan.
Keputusan pemerintah untuk meratifikasi dan menyetujui perbaikan dokumen perjanjian damai tanpa menggelar kembali referendum ini memicu penolakan dari oposisi perjanjian damai, terutama senator Alvaro Uribe yang merupakan mantan Presiden Kolombia.
Saat rapat Rabu malam pun, anggota kongres yang berasal dari partai oposisi gagasan Uribe, Partai Pusat Demokrasi, memprotes persetujuan kongres atas perjanjian damai baru itu dengan meninggalkan ruang rapat.
Uribe menganggap kesepakatan damai yang ditawarkan pemerintah masih terlalu lunak bagi pemberontak sehingga tidak cukup memberi efek jera.
Dia sejak awal menentang perdamaian antara kedua pihak. Ia mendesak pemerintah untuk mengubah dokumen kesepakatan perdamaian lebih jauh sebelum menyetujuinya.
Dalam perjanjian damai itu, Uribe menginginkan setiap pemimpin dan anggota pemberontak FARC ditahan akibat kejahatan mereka selama perang serta tidak diperbolehkan menjadi pejabat publik.
(aal)