Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, membantah keterlibatan Rusia dalam pilpres AS yang memengaruhi kemenangannya.
Dia menyebut keterlibatan Rusia dalam Pemilu AS sebagai hal 'konyol'.
“Saya pikir itu hanya alasan yang dibuat-buat. Saya tidak percaya itu,” kata Trump dalam wawancara di acara
Fox News Sunday, dikutip
CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Trump tersebut terkait dengan tudingan Badan intelijen Amerika Serikat (CIA), yang menyebut Rusia telah ikut campur dalam pemilihan presiden negeri Paman Sam.
Menurut
Reuters yang mengutip seorang sumber
Washington Post, Sabtu (10/12), intervensi itu dilakukan untuk membantu Donald Trump sehingga akhirnya terpilih sebagai presiden.
Adanya tudingan itu membuat jajaran Partai Republik meminta adanya investigasi. Mereka juga menyebut bahwa keterlibatan Rusia dalam pemilu AS sebagai hal yang meresahkan.
Trump, di sisi lain, menyebut jikapun terjadi peretasan dokumen pemilu, CIA tidak akan tahu siapa yang terlibat.
"Jika Anda tidak menangkap mereka saat beraksi, Anda tidak akan tahu siapa pelakunya. Mereka [CIA] tidak tahu. Bisa jadi Rusia, China, atau orang lain,” ujar Trump.
Sebelumnya, bocoran email yang dipublikasikan WikiLeaks menunjukkan para petinggi Demokrat mengungkapkan mereka lebih mendukung Hillary Clinton ketimbang Bernie Sanders dalam pertarungan pemilu primer 2016.
Saat itu, seorang sumber keamanan Amerika Serikat juga langsung menyalahkan Rusia atas peretasan ini.
Mengenai skandal e-mail Demokrat itu, Trump pun membantah keterlibatan Rusia.
“Saya pikir tidak mungkin [Rusia]. Tapi, siapa tahu. Saya tidak tahu. Mereka [CIA] juga tidak tahu,” kata dia.
Trump juga menyebut agar jangan terlalu mudah menuding sebuah negara bertanggung jawab atas peretasan yang terjadi.
“Anda tidak bisa langsung mengatakan Rusia. Anda juga harus menyebut negara lain, atau oknum lain,” tambahnya.
(les)