Mediator Perundingan Damai Suriah Berencana Bertemu Tim Trump

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 09 Des 2016 06:47 WIB
Mediator dan anggota DK PBB sudah memiliki gagasan bagaimana seharusnya tim Trump memandang perang terhadap terorisme dengan cara yang sangat efektif.
Mistura sudah mengemban tugas menjadi penengah perundingan damai Suriah sejak Juli 2014, menggantikan mantan Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, dan kemudian Lakhdar Brahimi yang menyerah dalam kebuntuan jalan untuk mengakhiri perang ini. (Reuters/Denis Balibouse)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mediator perundingan damai Suriah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Staffan de Mistura, mengatakan bahwa ia berencana bertemu dengan tim presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.

"Rencananya adalah bertemu dengan beberapa orang dari tim presiden (terpilih) Trump," ujar Mistura kepada para wartawan sebagaiamana dikutip Reuters, Kamis (8/12).

Mistura kemudian mengatakan bahwa pertemuan itu akan dilakukan di New York dan Washington. Mistura tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai waktu pertemuan tersebut, tapi ia akan berada di AS sampai Selasa pekan depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini dilontarkan setelah Mistura bertemu dengan Dewan Keamanan PBB. Dalam rapat tersebut, Mistura dan anggota dewan sudah memiliki gagasan "bagaimana tim Trump dapat memandang perang terhadap terorisme dengan cara yang sangat efektif."

Dalam rapat tersebut, DK PBB juga membahas pengumuman Rusia yang mengatakan bahwa tentara Suriah sudah menghentikan operasi di timur Aleppo agar proses evakuasi warga sipil dapat berjalan.

Bulan lalu, Mistura mengatakan bahwa timnya belum begitu memahami arah kebijakan Trump di Timur Tengah. Namun, ada kemungkinan perkembangan mengakhiri perang Suriah jika Trump tetap memegang janjinya untuk menggempur ISIS bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Mistura sudah mengemban tugas menjadi penengah perundingan damai Suriah sejak Juli 2014, menggantikan mantan Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, dan kemudian Lakhdar Brahimi yang menyerah dalam kebuntuan jalan untuk mengakhiri perang ini.

Kini, Mistura pun mengakui bahwa menjadi penengah dalam proses perundingan damai ini memang sangat sulit. Namun, ia akan tetap berusaha sebaik mungkin.

"Saya terus menekankan, mungkin sekarang waktunya melihat secara serius kemungkinan pembaruan pandangan mengenai arah dan bagaimana menjalankan diskusi politik. Jika tidak, kami akan meninggalkan kesan yang tidak diinginkan, bahwa pilihannya hanya kemenangan militer atau solusi militer," katanya. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER