Pemerintah RI Kutuk Serangan Bom di Gereja Kairo

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 12 Des 2016 17:38 WIB
Hingga kini, tidak ada laporan warga negara Indonesia menjadi korban dalam insiden tersebut. Namun, pemerintah mengimbau WNI di Mesir untuk tetap waspada.
Bahan peledak berkekuatan tinggi merusak sebagian besar ruang doa, memecahkan seluruh kaca gereja, dan menghancurkan lantai marmer. (Reuters/Amr Abdallah Dalsh)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia mengutuk serangan bom di Gereja Koptik di Kairo, Mesir, yang setidaknya merenggut 25 nyawa dan 49 orang lainnya terluka pada Minggu (11/12).

"Pemerintah Republik Indonesia mengutuk peristiwa serangan teror terhadap rumah ibadah di wilayah Abbasiyah, Cairo tanggal 11 Desember 2016, sekitar pukul 10.30 waktu setempat," demikian kutipan pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI, Senin (12/12).

Melalui pernyataan tersebut, pemerintah Indonesia juga menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Mesir. Namun hingga kini, tidak ada laporan warga negara Indonesia menjadi korban dalam insiden tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merujuk pada data Kemlu RI, terdapat 5.513 WNI yang tinggal di Mesir. Sebagian besar WNI tersebut tinggal di Kairo dan sekitarnya.

Kedutaan Besar RI di Kairo akan terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan otoritas di Mesir.

Kemlu RI pun membuka hotline Perlindungan WNI di nomor +62 812 90070027 dan KBRI Kairo atas nama Dodi di nomor +201028100662.

KBRI Kairo juga mengimbau WNI yang berada di Mesir untuk mematuhi pengaturan dari otoritas keamanan setempat. Kemlu RI meminta para WNI di Mesir juga menghindari pusat keramaian yang dapat menjadi target terorisme.

Ledakan pada Minggu ini terjadi sekitar pukul 10 pagi waktu setempat di Gereja Saint Peter dan Saint Paul. Gereja itu bersebelahan dengan Katedral Saint Mark yang dipimpin oleh Paus Koptik.

Seperti dilansir AFP, pihak berwajib menyebut ledakan tersebut berasal dari TNT seberat 12 kilogam. Bahan peledak berkekuatan tinggi itu merusak sebagian besar ruang doa, memecahkan seluruh kaca gereja, dan menghancurkan lantai marmer.

Pendeta Gebrail Ebeid dari gereja tersebut menyayangkan pemerintah yang dinilai lamban mencegah datangnya serangan. Ebeid juga menyebut pemerintah tidak melakukan upaya perlindungan yang cukup terhadap komunitas Nasrani.

Serangan terhadap kaum Kristen Koptik tersebut merupakan yang terburuk setelah aksi bom bunuh diri di sebuah gereja di Alexandria pada 2011 silam. Traedi itu merenggut 20 korban nyawa.

Kaum Koptik di Mesir memang kerap mendapatkan perlakukan diskriminatif sejak Hosni Mubarak berkuasa. Mereka juga sering menjadi sasaran serangan berdarah yang menimbulkan korban jiwa.

Selama beberapa tahun terakhir, setidaknya 40 gereja di Mesir menjadi korban serangan. Kebanyakan serangan dilakukan oleh militan ISIS.

Namun, serangan di Mesir tidak hanya menargetkan kaum Kristen. Pada Jumat (9/12) lalu, terjadi serangan bom di pos pemeriksaan polisi di kawasan Talibiya, Kairo, sebelum waktu Salat Jumat. Enam orang tewas akibat insiden tersebut. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER