Jakarta, CNN Indonesia -- Tak berselang lama usai serangan penembakkan yang menewaskan Duta Besar Rusia untuk Turki, seorang pria meluncurkan serangkaian tembakan ke udara di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di ibu kota Ankara pada Senin (19/12) malam waktu setempat.
Pihak berwenang Turki menyebutkan pelaku yang bernama Sahin S mendekati kantor kedutaan AS di distrik Cankaya sambil melontarkan tembakan ke udara sebanyak delapan hingga sembilan kali. Sahin membawa sebuah senapan yang ia sembunyikan dibalik mantelnya.
Melansir kantor berita Turki,
Anadolu, Sahin kemudian berhasil dicokok polisi. Petugas segera meluncurkan sejumlah langkah untuk mengamankan lokasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun tak ada korban dalam teror ini, namun serangan teror yang menargetkan perwakilan asing setidaknya sudah dua kali terjadi di Ankara dalam semalam. Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, ditembak mati oleh seorang anggota kepolisian bernama Mevlut Mert Altintas di suatu pameran seni.
Sepanjang 2016, Turki diguncang sejumlah aksi teror. Insiden teranyar terjadi pada Sabtu (17/12) setidaknya 13 tentara Turki tewas dan 48 lainnya terluka akibat sebuah mobil berisi bom menabrak bus yang membawa pasukan militer di Kota Kayseri.
Sementara pada Sabtu (10/12) lalu, ketika bom ganda meledak di luar stadium Vodafone Arena, merenggut 44 nyawa serta melukai 155 lainnya.
[Gambas:Video CNN]Turki menuding sejumlah aksi teror tersebut dilakukan oleh gerilyawan Partai Pekerja Kurdi (PKK), termasuk insiden bom ganda tersebut.
Militan Kurdi kerap menargetkan pasukan keamanan Turki seperti polisi dan tentara dalam aksi teror mereka.
Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik berujar, Turki akan melipatgandakan upaya negara itu memberangus jihadis militan.
"Kami akan melawan para pengecut ini [militan pelaku teror] dengan mobilisasi nasional," ungkap Isik melalui akun Twitter-nya.
(ama)