Sanksi Industri Giok Myanmar Dicabut, Militer Tekan Penambang

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 22 Des 2016 15:07 WIB
Sanksi AS ini sebenarnya dianggap sebagai salah satu tameng untuk melindungi warga dari tekanan militer dan perang perusahaan di lokasi penambangan giok.
Ilustrasi militer Myanmar. (Reuters/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hkyen Le Awn, menteri pertambangan di Kachin, Myanmar, menilai keputusan Amerika Serikat mencabut sanksi industri giok di negaranya sebagai sebuah kesalahan yang bisa memicu peningkatan kekuatan militer.

"Amerika seharusnya tidak mencabut sanksi itu. Karena pencabutan itu, militer semakin kuat dari sebelumnya. Jika mereka tidak mencabut sanksi itu, semua akan baik-baik saja dan militer menyadari bahwa Amerika tidak mendukung mereka," ujar Hkyen Le Awn kepada Channel NewsAsia, Kamis (22/12).

Lebih jauh, Hkyen juga mengaggap pencabutan ini sebenarnya terlambat. Sektor industri giok sudah terlanjur terpuruk karena mereka juga mendapatkan tekanan dari dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, menurut seorang sumber di Kachin, militer semakin kuat melawan segala pergerakan di situs tambang giok, termasuk Tentara Independen Kachin.

"Terkadang, militer datang dan memeriksa tambang giok kami. Mereka akan menembak dan mengebom para penambang jika mereka memiliki hubungan yang buruk," katanya.

Kachin terletak di "jalur giok" Myanmar yang menyimpan sebagian besar cadangan batu permata hijau mahal tersebut. Industri giok di Myanmar ini diperkirakan dapat menghasilkan keuntungan hingga US$31 miliar pada 2014.

Industri yang dirahasiakan ini lantas menjadi ladang korupsi bagi para pejabat tinggi dan kroni-kroninya. Penindasan akibat praktik kecurangan di lapangan pun tak terhindarkan.

Sanksi ini hanya melarang impor giok dan rubi ke AS. Namun, banyak pakar menyebut sanksi ini sebenarnya menyasar para tokoh kunci dalam industri kotor di Myanmar, terutama giok.

Larangan ini pun dianggap sebagai salah satu tameng untuk melindungi warga Kachin dari tekanan militer dan perang perusahaan di negara bagian tersebut.

Namun, Presiden Barack Obama mengumumkan pencabutan sanksi tersebut pada September lalu, setelah Myanmar menyelenggarakan pemilihan umum paling demokratis sepanjang sejarah negaranya. Tameng itu pun hilang.

Pencabutan Sanksi AS Disebut Perkuat Militer Myanmarsejumlah perusahaan melakukan pengeboran berlebihan menjelang pemilu tahun lalu, menyebabkan tanah longsor dan banjir besar di sekitar daerah Kachin. (AFP/Ye Aung Thu)
Partai berkuasa, Liga Nasional Demokrasi (NLD), sebenarnya juga sudah mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku bisnis industri batu giok ini.

Menurut sumber di dalam industri tersebut, tindakan NLD ini cukup memukul sektor giok di Myanmar. Ribuan operator perusahaan giok pun gulung tikar.

Sementara itu, perlambatan ekonomi di China juga disebut sebagai salah satu faktor menurunnya pendapatan industri giok di Myanmar. Untuk menggenjot perekonomian, Presiden China, Xi Jinping, sangat membatasi impor giok.

"Pasar giok tak berjalan baik selama hampir dua atau tiga tahun belakangan, sejak Xi Jinping menjadi Presiden China," kata sumber tersebut.

Keadaan kian parah karena sejumlah perusahaan melakukan pengeboran berlebihan menjelang pemilu tahun lalu, menyebabkan tanah longsor dan banjir besar di sekitar daerah Kachin.

Akibatnya, para penambang kini sangat kesulitan menemukan giok di situs tersebut. Pelanggan batu giok pun terus berkurang sepanjang tahun.

"Kebanyakan perusahaan sudah berhenti dan tak memperpanjang izin mereka. Perusahaan itu gulung tikar. Tak ada yang mendapatkan banyak batu giok tahun ini," katanya. (has/aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER