Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan wakil Duta Besar Korea Utara untuk Inggris yang kini menjadi pembelot menyebutkan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un berencana meningkatkan pembangunan senjata nuklir dengan memanfaatkan transisi kepemimpinan Amerika Serikat dan Korea Selatan di tahun 2017.
Thae Yong-Ho yang menanggalkan dari jabatan duta besar Korea Utara pada Agustus lalu mengatakan, Kim Jong Un telah mengeluarkan perintah dalam kongres partai negara itu untuk "menyelesaikan" pengembangan nuklir hingga akhir 2017 mendatang.
"Korea Utara melihat 2017 sebagai waktu yang sempurna untuk pengembangan nuklir karena Korsel dan AS berada dalam transisi kepemerintahan," ujar Thae kepada wartawan dalam konferensi pers seperti dikutip
AFP, Selasa (28/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berdasarkan perhitungan bahwa AS dan Korsel tidak sanggup mengambil langkah-langkah militer karena mereka masih sibuk dengan urusan dalam negeri negeri masing-masing," katanya.
Korea Utara telah melakukan uji coba teknologi nulkir pada tahun ini. Sejumlah rudal kendali juga turut diujicobakan sebagai bagian dari rencana pembuatan rudal nuklir dengan hulu ledak yang bisa mencapai daratan AS.
Kantor berita AFP melaporkan bahwa dalam konperensi pers itu Thae mengatakan bahwa Kim tidak akan pernah menghentikan senjata nuklir Pyongyang meskipun ditawar dengan jumlah insentif besar.
Selama ini, tujuan Korea Utara menggencarkan pembangunan nuklir adalah untuk membuka dialog baru dan membuat Washington mau mengakui Pyongyang sebagai negara yang memiliki senjata nuklir. Namun AS hingga saat ini berjanji tidak pernah akan mengakui negara itu sebagai negara pemilik senjata nuklir.
Thae tidak mengetahui seberapa jauh kemajuan Korea Utara dalam pembangunan teknologi nuklir karena infomrasi seperti itu tidak pernah diberikan kepada para diplomat.
"Bahkan menteri luar negeri pun tidak tahu [tentang informasi pengembangan nuklir Korea Utara]," kata Thae.
Kini Thae bersama istri dan dua anak laki-lakinya membelok dan tinggal di Korea Selatan. Thai adalah diplomat Korea Utara dengan pangkat tertinggi yang membelok ke Korea Selatan.
Media Korea Utara mengecam aksi pembelotan Thae dengan menyebutnya "manusia sampah.” Selain itu, pemerintah Korut juga menuding Thae telah menggelapkan uang negara dan menjadi mata-mata Korea Selatan dengan imbalan uang.
(stu)