Petugas Komuter Mogok, Jutaan Penumpang London Terlantar

Riva Dessthania Suastha & Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Senin, 09 Jan 2017 18:43 WIB
Serangkaian mogok kerja petugas kereta bawah tanah di London awal pekan ini menyebabkan kekacauan lalu lintas dan jutaan penumpang terlantar.
Serangkaian mogok kerja petugas kereta bawah tanah di London mengawali pekan ini, menyebabkan terlantarnya jutaan penumpang dan kekacauan lalu lintas. (Reuters/Stefan Wermuth)
Jakarta, CNN Indonesia -- Serangkaian mogok kerja petugas komuter London mengawali pekan ini, menyebabkan kekacauan lalu lintas dan membuat jutaan warga berjuang mati-matian untuk dapat berangkat ke tempat kerja.

Aksi mogok kerja 24 jam petugas kereta bawah tanah, Senin (9/1), membuat sejumlah stasiun utama di London seperti Victoria, King Cross, dan Waterloo tutup.

Antrean penumpang mulai membeludak sejak pagi hari, sementara sebagian besar jalanan utama di kota itu macet akibat banyak dari pengguna komuter menggunakan kendaraan pribadi mereka untuk mobilisasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bahkan menyerah untuk mencoba sampai ke tempat kerja hari ini," ungkap Rajiv Perseedoss, 30, seorang warga yang berupaya sampai ke tempat kerjanya di pusat kota London.

Diberitakan Reuters, kereta bawah tanah London ini mengangkut setidaknya 4,8 juta penumpang per hari. Aksi mogok kerja ini dijadwalkan berlangsung selama seminggu ke depan dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi jalur transportasi di seluruh negeri.

Aksi mogok ini dilakukan oleh para pekerja yang tergabung dalam serikat RMT dan TSSA. Protes ini dilakukan usai penutupan kantor penjualan tiket transportasi dan penghentian sejumlah pekerja perusahaan itu dalam beberapa tahun terakhir.

Surat kabar Sunday Times menyebutkan, sengketa ini dapat meluas pada jalur transportasi kereta lainnya di bagian utara dan tengah Inggris.

Politikus Partai Konservatif Perdana Menteri theresa May, Nick Herbert menuturkan, aksi mogok ini tidak dapat ditolelir. Menurutnya, aksi mogok kerja ini disetir oleh agenda politik yang terkordinasi.

Banyak dari anggota parlemen konservatif lain menyerukan pemerintahan May untuk membentuk undang-undang baru guna mencegah upaya serupa terjadi lagi di Inggris.

Pasalnya, aksi mogok ini dinilai merusak citra London sebagai kekuatan ekonomi dan keuangan dunia. Selain itu, insiden ini juga disebut menimbulkan kerugian mencapai jutaan poundsterling.

"Kejadian ini tidak dapat ditolelir bahwa jasa utama pelayanan publik di London dapat terhenti akibat sejumlah 'buruh militan' yang menginginkan agend apolitik tertentu," tutur Herbert.

Sementara itu, operator transportasi London, Transport for London (TfL) berencana merekrut lebih banyak staf sebagai solusi dari aksi ini. Sekitar 200 pekerja tambahan dikabarkan telah direkrut perusahaan itu untuk ditempatkan di stasiun-stasiun kota.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER