Jakarta, CNN Indonesia -- Dua media berpengaruh di China memeringatkan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump soal aksinya di Taiwan.
Kedua media itu, sebagaimana dikutip
Reuters, Senin (16/1), menyebut Beijing akan bertindak keras dan Taiwan mungkin dikorbankan jika Trump terus melakukan aksi provokasi.
"Jika Trump terus melakukan aksinya setelah menjabat, periode interaksi keras dan berbahaya tidak terhindarkan, karena Beijing tak punya pilihan selain menghajar," kata
China Daily.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The Global Times, tabloid pemerintah, mengamini pernyataan
China Daily. Beijing disebut akan melakukan "langkah keras" melawan upaya Trump untuk "mencederai" prinsip Satu China.
"China daratan akan terdorong untuk mempercepat reunifikasi Taiwan dan memerangi dengan tanpa ampun pihak yang mendukung kemerdekaannya," bunyi editorial media tersebut.
Artikel tersebut juga mengatakan dukungan Trump terhadap Taiwan adalah semata cara untuk mencapai kepentingan jangka pendek pemerintahannya. "Taiwan mungkin dikorbankan dalam strategi picik ini."
Dalam wawancara dengan
Wall Street Journal, Jumat, Trump mengatakan prinsip Satu China bisa dinegosiasikan. Sementara Kementerian Luar Negeri China mengatakan prinsip itu adalah dasar hubungan negaranya dengan AS dan tidak bisa diganggu-gugat.
Hubungan kedua negara ini memanas setelah Trump menerima ucapan selamat lewat telepon dari Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Posisi Taiwan di dunia belum sepenuhnya mapan karena masih belum diakui merdeka oleh China. Beijing menganggap negara tersebut sebagai provinsi yang memisahkan diri.
Selain masalah telepon, China juga marah karena Tsai mampir ke AS dalam kunjungannya ke sejumlah sekutu di Amerika Tengah. Namun, sekembalinya ke Taipei Tsai mengatakan pertemuan itu membawa dampak yang baik.
"Salah satu tujuan kami adalah untuk mengonsolidasi persahabatan negara ini dan melenggangkan langkah Taiwan ke kancah internasional," kata Tsai sebagaimana dikutip
The Telegraph.
"Kami juga memanfaatkan kesempatan selama mampir di Amerika Serika untuk mengunjungi sejumlah industri dan bertemu beberapa orang penting di sana."