Wakil PM Turki: Organisasi Intelijen Terlibat Teror Istanbul

CNN Indonesia
Selasa, 17 Jan 2017 08:43 WIB
Norman Kurtulmus mengatakan, serangan di kelab malam Reina itu dilakukan oleh orang yang profesional dengan sangat terencana.
Setidaknya 39 orang tewas dalam aksi penembakan di kelab malam Reina, Istanbul, pada Tahun Baru lalu. (Murat Ergin/Ihlas News Agency via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Perdana Menteri Turki, Norman Kurtulmus, mengatakan bahwa serangan teror di kelab malam Reina, Istanbul, pada Tahun Baru lalu bukan hanya melibatkan kelompok teroris, tapi juga organisasi intelijen.

"Serangan Reina bukan hanya merupakan tindakan organisasi teroris, tapi juga ada keterlibatan organisasi intelijen. (Serangan) ini sangat terencana," ujar Kurtulmus kepada A Haber, sebagaimana dikutip The Independent, Senin (16/1).

Otoritas setempat sebelumnya juga mengatakan, pelaku memang beraksi sendiri, tapi serangan itu kemungkinan direncanakan oleh satu kelompok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama setelah Kurtulmus melontarkan pernyataan tersebut, kepolisian berhasil menangkap pelaku penembakan yang menjalankan aksinya dengan nama Muhammed Horasani itu di tempat ia bersembunyi bersama puteranya.

Tak hanya Horasani, kepolisian juga mencokok lima orang dalam operasi ini, yaitu satu pria asal Kirgistan dan tiga perempuan lainnya.

Sebelumnya, otoritas Turki sudah menahan beberapa orang terkait serangan yang diklaim oleh ISIS ini. Kelompok militan tersebut mengatakan, serangan ini merupakan aksi balas dendam atas keterlibatan Turki dalam perang Suriah.

Horasani memang diduga pernah dilatih di Suriah. Ia juga disebut-sebut sudah memiliki pengalaman dalam perang gerilya.

Pria keturunan Uzbekistan tersebut melepaskan tembakan secara membabi buta di dalam kelab malam Reina pada Tahun Baru lalu dan menewaskan 39 orang. Ia sempat mengisi ulang amunisinya untuk menembak para korban yang sudah terkulai di lantai.

Serangan ini tak hanya menewaskan orang Turki, tapi juga merenggut nyawa warga dari sejumlah negara Arab, serta India dan Kanada.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER