Jakarta, CNN Indonesia -- Dino Patti Djalal, mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat sekaligus penggagas Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI), berharap Donald Trump menjadi pemimpin yang bisa menerima masukan pihak lain. Pernyataan itu diutarakannya dalam surat terbuka untuk taipan real-estate yang akan dilantik sebagai presiden AS, 20 Januari besok.
"Pertama-tama kami ingin sampaikan selamat kepada Pak Trump yang sebentar lagi resmi menjadi Presiden AS. Kami berharap anda akan bisa terhindar dari segala kesalahan terburuk yang dilakukan seorang pemimpin," ujar Dinno saat membacakan surat terbukanya di Jakarta, Kamis (19/1).
"Semoga Anda bisa menjalankan tugas sebagai presiden dengan karakter yang jauh berlawanan dengan sifat takabur, sifat yang dipandang tidak mau mendengarkan nasihat baik, terlalu percaya diri, arogan, dan nekat," katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak mencalonkan diri sebagai presiden AS, Trump memang dikenal sebagai politikus yang nyentrik lantaran kerap melontarkan berbagai pandangan dan komentar yang terkesan keras atau serampangan mengenai sejumlah isu sensitif.
Semasa kampanye, konglomerat asal New York itu menganggap Islam bermasalah dengan Amerika, menyebut imigran asal Meksiko di AS sebagai pemerkosa dan penjahat, serta menganggap skeptis globalisasi khususnya kerja sama ekonomi seperti perdagangan bebas yang dinilainya merugikan AS.
Retorika seperti ini mengkhawatirkan banyak pihak, apalagi setelah Trump memenangkan pemilu 8 November lalu mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Menanggapi hal ini, Dino pun meluapkan kekhawatirannya mengenai masa depan AS di tangan Trump, meskipun komentar politikus Republik itu semasa kampanyenya tak serta-merta menggambarkan seluruh kebijakan luar negeri AS.
"Saya khawatir dengan retorikanya semasa kampanye. Kita lihat apakah retorika itu beralih menjadi kebijakan. Yang jelas Amerika harus bisa menjaga komitmennya kepada dunia internasional untuk menjaga perdamaian dan stabilitas global," kata Dino.
"Salah satunya dengan tetap mendukung perdamaian Israel-Palestina, menjaga hubungan baik dengan China, dunia Islam, dan berkomitmen terhadap kerja sama ekonomi global dan penanganan isu perubahan iklim."