Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan perundingan damai di Astana, Kazakhstan, akan berfokus pada penguatan gencatan senjata untuk mendorong akses bantuan ke seluruh penjuru negara.
"Saya yakin mereka akan berfokus, pada awalnya, dan akan memprioritaskan, seperti kita lihat, untuk mencapai gencatan senjata," kata Assad kepada stasiun televisi Jepang,
TBS, sebagaimana dikutip
AFP, Kamis (19/1).
"Hal ini untuk melindungi nyawa orang-orang dan memungkinkan bantuan kemanusiaan untuk mencapai berbagai daerah di Suriah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembicaraan yang digagas Rusia dan Turki ini akan diselenggarakan pada Senin yang akan datang (23/1). Di sini, Rusia berperan sebagai pendukung pemerintah sementara Turki sebaliknya mendukung pemberontak.
Moskow dan Ankara menengahi kesepakatan gencatan senjata antara pasukan Assad dan pemberontak sebelum menggagas pembicaraan ini, akhir Desember lalu. Namun, kekerasan masih terus terjadi di antara kedua pihak berkonflik.
"Saat ini, kami yakin konferensi akan berupa pembicaraan antara pemerintah dan kelompok teroris untuk mencapai gencatan senjata dan memperbolehkan mereka untuk turut serta dalam kesepakatan rekonsiliasi di Suriah," kata Assad.
Selain pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, sebagaimana diberitakan
Reuters, Turki dan Rusia menyatakan akan mengundang Amerika Serikat dalam pembicaraan ini. Meski sudah ditolak oleh Iran, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan AS tetap diundang.
Sementara itu, Rusia sendiri akan mengirimkan pejabat dari Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan ke pertemuan tersebut. Belum ada kepastian mengenai perwakilan Turki yang akan ditugaskan ke Astana.
Perwakilan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, pun diundang ke perundingan, kata juru bicaranya, Yara Sharif. Namun, penasihat kemanusiaannya, Jan Egeland, mengatakan peran PBB dalam pembicaraan itu masih dirundingkan.
"Saya, walau demikian, memandang sudah seharusnya Rusia, Turki dan Iran memahami tanggung jawab besar yang mereka pegang sebagai penjamin kesepakatan dalam proses menuju awal baru bagi warga sipil Suriah," kata Egeland.