ISIS Kehilangan Seperempat Wilayahnya Sepanjang 2016

CNN Indonesia
Kamis, 19 Jan 2017 13:10 WIB
Perusahaan riset IHS Markit memaparkan ISIS kehilangan seperempat atau sekitar 17 ribu kilometer persegi luas wilayahnya di Irak dan Suriah sepanjang 2016.
Perusahaan riset, IHS Markit memaparkan ISIS kehilangan seperempat atau sekitar 17 ribu kilometer persegi luas wilayahnya di Irak dan Suriah sepanjang 2016. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah laporan yang dirilis perusahaan riset IHS Markit memaparkan, sedikit-demi sedikit ISIS mulai kehilangan wilayah kekuasaannya. Sepanjang 2016, ISIS disebut kehilangan seperempat luas atau sekitar 17 ribu kilometer persegi wilayahnya di Irak dan Suriah.

Berdasarkan laporan yang dirilis Kamis (19/1), terhitung dari Januari hingga Desember 2016, kelompok yang menyebut diri mereka sebagai negara kekhalifahan Islam berkurang dari semula 78.000 kilometer persegi menjadi 60.400 kilometer persegi.

"Luas wilayah ISIS mengalami penyempitan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di tahun 2016 kemarin. ISIS kehilangan sejumlah daerah penting untuk membangun 'negaranya'," ungkap kepala pengawas konflik IHS Markit, Columb Strack seperti dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara di tahun 2015, Strack menuturkan, ISIS pun kehilangan banyak wilayah yang dikontrolnya dari semula seluas 90.800 menjadi 78.000 kilometer persegi.

Hal ini tak lepas dari upaya tentara Irak merebut kembali sejumlah kota, khususnya Mosul, dari kelompok militan itu sejak Oktober lalu. Mosul adalah salah satu titik terpenting yang telah dikuasai ISIS sejak Juni 2014 silam.

Para analis IHS Markit memperkirakan militan ISIS bisa terusir keluar dari Mosul dalam beberapa bulan ke depan. Irak disebut bisa terbebas dari ISIS Jika militan kelompok tersebut berhasil didepak keluar dari Mosul.

Pasalnya, Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, yang mendeklarasikan kelompok "kekhalifahannya" itu di Mosul, mengatakan perjuangan kelompoknya bisa berakhir jika pasukan pemerintah berhasil merebut kembali kota itu secara efektif.

"Kami berharap pasukan Irak bisa merebut kembali Mosul sebelum paruh kedua 2017 ini," tutur Strack.

Sementara itu, IHS Markit memperkirakan perjuangan memberangus ISIS di Suriah, khususnya di Kota Raqa akan jauh lebih kompleks lagi.

Menurut perusahaan riset ini, para militan tidak mungkin rela meninggalkan kota yang merupakan markas utama ISIS itu tanpa perlawanan sengit.

"Mungkin perlu dibantu intervensi dari salah satu pemain utama eksternal seperti Amerika Serikat, Turki, atau pasukan koalisi Suriah-Rusia-Iran untuk mengusir ISIS dari Raqa di 2017," katanya.




LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER