Le Pen Serukan Kebangkitan Kelompok Kanan Eropa

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Minggu, 22 Jan 2017 18:39 WIB
Le Pen dari Front Nasional yang dikenal anti imigran, diyakini akan maju pada pemilihan presiden Perancis 2017.
Marine Le Pen dari Front Nasional Prancis meminta warga Eropa mencontoh kemenangan kaum konservatif di Amerika Serikat. (Reuters/Yves Herman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin partai sayap kanan Perancis Marine Le Pen meminta para pemilih di kawasan Eropa untuk bangkit di tahun 2017, mengikuti kesuksesan kelompok konservatif di Amerika Serikat dan Inggris.
 
Pemilih Eropa, kata Le Pen, harus berani mencontoh warga Amerika kala memenangkan Donald Trump sebagai Presiden AS dan warga Inggris saat memilih keluar dari Uni Eropa (Britania Exit/Brexit).

“2016 merupakan tahun di mana Anglo-Saxon bangkit. Saya yakin, 2017 juga akan menjadi tahun bagi orang-orang Eropa untuk bangkit,” ujar Le Pen saat menghadiri pertemuan para pemimpin partai sayap kanan di Koblenz, Jerman, Sabtu (21/1), mengutip Reuters.

Le Pen, pemimpin Front Nasional yang dikenal anti Uni Eropa dan anti imigran, diyakini publik akan maju dalam pemilihan presiden Perancis tahun ini. Ia telah menempatkan persoalan Uni Eropa ke dalam program utamanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Faktor kunci yang memberikan efek domino di Eropa adalah Brexit. Setiap orang berdaulat memilih untuk memutuskan nasibnya sendiri,” seru Le Pen.

Sementara, atas kemenangan Trump di pemilihan presiden Amerika, Le Pen menilai positif pandangan Trump yang menyebut Uni Eropa telah menjadi "kendaraan bagi Jerman".

Berkaca dari dua fenomena itu, Le Pen berjanji jika terpilih sebagai presiden Perancis dirinya akan menuntut Uni Eropa mengembalikan kedaulatan negaranya. "Jika Uni Eropa menolak, saya akan berseru kepada orang-orang Perancis untuk keluar!" katanya.

Pertemuan Le Pen dengan sejumlah sejumlah pemimpin partai sayap kanan di Koblenz, Jerman, bertujuan untuk memperkuat hubungan antara partai-partai sayap kanan di Eropa.

Pertemuan bertajuk ‘Kebebasan untuk Eropa’ itu dihadiri oleh tokoh-tokoh sayap kanan lain seperti Geert Wilders, pemimpin sayap kanan Partai Kebebasan Belanda (PVV), yang bulan lalu dihukum karena perlakuan diskriminatif terhadap warga Maroko.

Selain Wilders, pertemuan juga dihadiri Matteo Salvini dari Lega Nord yang hendak membawa Italia keluar dari Uni Eropa.

“Bersama-sama dengan perwakilan di sini, kami ingin Eropa yang bebas,” kata Frauke Petry, pemimpin Partai Alternatif bagi Jerman (AfD).

Pertemuan ini digagas oleh ENF, partai sayap kanan yang merupakan kelompok terkecil di Parlemen Eropa.

“Kemarin, Amerika bebas, hari ini Koblenz, dan besok adalah Eropa yang baru,” seru Wilders di hadapan sekitar lima ribu peserta pertemuan.

Beberapa tahun terakhir, kelompok sayap kanan memang kembali diperhitungkan di hampir seluruh penjuru Eropa. Kebangkitan kelompok sayap kanan diduga karena faktor pengangguran dan kebijakan austerity atau pengetatan anggaran.

Selain itu, kebangkitan kelompok sayap kanan juga ditengarai dipicu oleh meningkatnya jumlah pengungsi non Eropa serta serangkaian serangan dari kelompok militan Islam di Perancis, Belgia, dan Jerman.
(wis/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER