PM Trudeau Kecam Penembakan di Masjid Quebec

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2017 12:04 WIB
PM Kanada Justin Trudeau menyebut serangan di masjid Quebec sebagai aksi pengecut.
PM Kanada Justin Trudeau menyebut serangan masjid Quebec aksi pengecut. (REUTERS/Brendan McDermid)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengecam serangan yang terjadi di sebuah masjid di Quebec, Senin (30/1).

"Malam ini, warga Kanada berduka bagi para korban yang meninggal dunia dalam serangan pengecut di masjid di Quebec," kata Trudeau melalui akun Twitternya.

Sementara itu, kepala provinsi, Phillippe Couillard, mengatakan Quebec akan terus mendukung umat Muslim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Mari bersatu melawan kekerasan," bunyi twitnya. "Kita berdiri dalam solidaritas untuk warga Muslim Quebec."

Sementara itu, melalui akun Twitter, polisi menyatakan situasi sudah terkendali. Dua pelaku penembakan tersebut sudah ditangkap.

Suasana mencekam di lokasi penembakan. (REUTERS/Mathieu Belanger)Suasana mencekam di lokasi penembakan. (REUTERS/Mathieu Belanger)

Kepolisian juga menyatakan ada sejumlah korban tewas dan luka-luka akibat peristiwa ini. Namun, mereka enggan memastikan jumlahnya.

Sementara, ketua pengurus masjid tersebut mengatakan setidaknya ada lima orang yang tewas dalam peristiwa ini. Di sisi lain, seorang saksi mengatakan kepada Reuters bahwa ada tiga pelaku yang menembak ke arah 40 orang jemaat di dalam masjid.

Seperti Perancis, Quebec kesulitan untuk merekonsiliasi identitas sekulernya seiring dengan peningkatan populasi muslim yang sebagian besar berasal dari Afrika Utara.

Pada Juni 2016, kepala babi ditinggalkan di depan pusat kebudayaan tersebut.

"Kita tidak aman di sini," kata Mohammed Oudghiri yang biasanya beribadah di masjid itu.

Pria yang sudah tinggal di Quebec selama 42 tahun ini kini merasa khawatir dan berpikir untuk kembali ke Maroko.

Insiden terkait warga Muslim meningkat di Quebec, beberapa tahun belakangan. Penutub wajah atau niqab menjadi masalah besar dalam pemilu 2015, terutama di Quebec, di mana mayoritas warga mendukung pelarangannya.
(aal)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER