Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut serangan penembakan yang menewaskan enam orang di sebuah masjid di Quebec sebagai aksi terorisme.
"Kami mengecam serangan teror terhadap warga Muslim di pusat ibadah dan pengungsian," kata Trudeau dalam pernyataan yang dikutip
Reuters, Senin (30/1).
Reuters memberitakan ada lima orang korban tewas dalam serangan ini. Sementara
CNN menyebut ada enam jiwa melayang di tangan para pelaku teror.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, polisi pun tengah menyelidiki aksi yang disebut sebagai serangan terkoordinasi itu sebagai aksi teror.
Sejumlah saksi mengatakan setidaknya dua orang bersenjata yang mengenakan pakaian hitam-hitam melepaskan tembakan membabi-buta ke arah jemaat yang sedang beribadah salat Isya.
Polisi juga menyatakan satu orang pelaku telah ditangkap. Sementara pernyataan sebelumnya mengatakan ada dua pelaku yang diringkus. Belum jelas apa yang mengakibatkan perbedaan ini.
Yang jelas, polisi menyatakan saat ini keadaan sudah terkendali.
"TKP sudah aman dan jemaat masjid dievakuasi. Penyelidikan berlanjut," kata polisi melalui akun Twitter. Mereka juga tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang membantu serangan ini.
Setidaknya lima orang korban luka dirawat di Rumah Sakit Universitas Quebec. Korban lain tersebar di sejumlah rumah sakit lain di kota tersebut, kata juru bicara rumah sakit, Richard Fournier, kepada
CNN.
Sementara, di Amerika Serikat, Kepolisian menyatakan tengah memonitor situasi di Quebec dan mengarahkan atensi khusus ke sejumlah masjid di New York.
"Personel Komando Respons Kritis (CRC) telah ditugaskan untuk memperluas pengawasan di lokasi masjid tertentu," bunyi pernyataan polisi.
Kota ini adalah salah satu pusat protes terhadap kebijakan Presiden Donald Trump melarang pengungsi dari negara muslim untuk masuk ke negaranya.
(aal)