Trudeau Sebut Penembakan Quebec sebagai Aksi Teror

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2017 13:52 WIB
PM Justin Trudeau menyebut serangan penembakan yang menewaskan enam orang di sebuah masjid Quebec sebagai aksi teror. Polisi pun menindaklanjuti.
Penembakan di Masjid Quebec, Kanada, menewaskan enam orang. (Reuters/Mathieu Belanger)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut serangan penembakan yang menewaskan enam orang di sebuah masjid di Quebec sebagai aksi terorisme.

"Kami mengecam serangan teror terhadap warga Muslim di pusat ibadah dan pengungsian," kata Trudeau dalam pernyataan yang dikutip Reuters, Senin (30/1).

Reuters memberitakan ada lima orang korban tewas dalam serangan ini. Sementara CNN menyebut ada enam jiwa melayang di tangan para pelaku teror.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, polisi pun tengah menyelidiki aksi yang disebut sebagai serangan terkoordinasi itu sebagai aksi teror.
Sejumlah saksi mengatakan setidaknya dua orang bersenjata yang mengenakan pakaian hitam-hitam melepaskan tembakan membabi-buta ke arah jemaat yang sedang beribadah salat Isya.

Polisi juga menyatakan satu orang pelaku telah ditangkap. Sementara pernyataan sebelumnya mengatakan ada dua pelaku yang diringkus. Belum jelas apa yang mengakibatkan perbedaan ini.

Yang jelas, polisi menyatakan saat ini keadaan sudah terkendali.

"TKP sudah aman dan jemaat masjid dievakuasi. Penyelidikan berlanjut," kata polisi melalui akun Twitter. Mereka juga tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang membantu serangan ini.



Setidaknya lima orang korban luka dirawat di Rumah Sakit Universitas Quebec. Korban lain tersebar di sejumlah rumah sakit lain di kota tersebut, kata juru bicara rumah sakit, Richard Fournier, kepada CNN.

Sementara, di Amerika Serikat, Kepolisian menyatakan tengah memonitor situasi di Quebec dan mengarahkan atensi khusus ke sejumlah masjid di New York.

"Personel Komando Respons Kritis (CRC) telah ditugaskan untuk memperluas pengawasan di lokasi masjid tertentu," bunyi pernyataan polisi.

Kota ini adalah salah satu pusat protes terhadap kebijakan Presiden Donald Trump melarang pengungsi dari negara muslim untuk masuk ke negaranya.
(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER